Inspirasi

Tanah Indonesia sebenarnya adalah tanah jihad yang besar. Hampir semua jajaran kepulauan yang besar-besar pernah menyaksikan kecamuk perang antara kaum muslim melawan kaum kafir. Dari ujung barat sampai ujung timur pergolakan melawan penjajahan kaum kafir berkobar. Perjalanan perang itu telah terentang selama berabad-abad mulai dari sekitar abad pertengahan hingga akhir abad 19 masehi. Dan salah satu perang yang besar yang pernah berkecamuk di negeri ini, salah satu yang paling mempesona dan keras, adalah Perang Sabil yang terjadi di Aceh pada akhir abad 19 masehi.

Prang Sabi (dalam lidah orang Aceh), atau De Atjeh Oorlog (dalam lidah orang Belanda) adalah serangkaian periode perang yang terlama dan terbesar yang pernah dialami oleh Pemerintah Kolonial Belanda sepanjang sejarah penjajahan mereka di kepulauan Indonesia. Saat itu pasukan Belanda menghadapi semangat, kebanggaan, dan keistiqomahan dari lawan mereka yaitu kaum muslim Aceh. Belanda mengerahkan angkatan perangnya untuk menundukkan Aceh, namun sampai kedatangan pasukan Jepang sebenarnya Aceh tak pernah kalah, karena perlawanan tidak pernah berhenti. Dan semangat keimanan serta jihad berkobar besar untuk melawan pasukan kafir yang hendak merebut negeri.

Pada sekitar bulan Maret 1873, pasukan Belanda yang dipimpin JHR. Kohler mendarat di Pantai Ceureumen, dekat pelabuhan Ulee Lheu. Mereka mengultimatum sultan Aceh agar segera menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah kolonial Belanda karena Belanda takut kalah bersaing dalam percaturan politik dan ekonomi negara-negara imperialis di sekitar selat Malaka. Karena itu Belanda berinisiatif untuk menguasai Aceh secara langsung karena Aceh memiliki sumber daya dan posisi geopolitik yang sangat strategis. Dikuasai oleh kehormatan dan kebanggaan akan keislaman mereka, orang-orang Aceh tidak sudi menyerah. Masa ultimatum lewat, pelabuhan ditembak dari lautan, ribuan pasukan Belanda merambahi daratan Aceh. Perang pecah dengan pekik takbir membahana. Masjid Raya Baiturrahman yang legendaris itu dibom Belanda dan terbakar, namun karena keteguhan dan semangat orang-orang Aceh dalam berperang, pasukan Belanda berhasil dikalahkan. Mereka kembali ke pantai dan melarikan diri ke Batavia. Kohler sendiri mati tertembak di depan Masjid Raya Baiturrahman. Pada paruh pertama tahun 1874, Belanda mengirim lagi ekspedisi militer kedua ke Aceh, di bawah pimpinan Jenderal Jan van Swieten. Belanda mengerahkan pasukan yang jumlahnya belum pernah mereka kerahkan sepanjang sejarah penjajahan mereka di timur. Akhirnya istana Darud Dunya berhasil mereka taklukkan. Dari sanalah sebenarnya dimulai teror bagi pasukan Belanda sendiri, karena orang-orang Aceh mengubah perang frontal menjadi perang gerilya dengan jebakan dan penghadangan. Cara perang seperti ini banyak menyebabkan kerugian bagi pemerintah Belanda. Banyak pasukan Belanda yang bunuh diri dan desersi.

Satu hal yang berperan besar dalam perang Sabil adalah hadirnya sastra perang berupa hikayat, yang salah satunya adalah Hikayat Perang Sabil, yang dipercaya ditulis oleh Teungku Cik Pante Kulu. Hikayat Perang Sabil tersebut telah memberikan semangat pengorbanan untuk bertempur melawan kaphe (kafir, bahasa Aceh). Hikayat Perang Sabil telah memberikan gambaran nyata tentang bagaimana bahagianya para pejuang yang mati syahid dalam perang Sabil, mendapatkan hadiah bidadari bermata jeli, dan tinggal di pantai yang pasirnya bertaburkan berlian. Ribuan pemuda Aceh menerjunkan diri dalam Perang Sabil dan menjadi syahid. Dan perlawanan itu terus berlangsung baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil. Para perempuan Aceh pun berjuang dengan gigih dan pantang menyerah. Sebagaimana yang digambarkan Zentgraff dalam bukunya yang berjudul “Atjeh”, bahwa perempuan Aceh masih bisa meludahi penjajah kafir sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sudah seharusnyalah kita mencontoh semangat dan kegigihan para pendahulu kita itu. Dalam mencapai cita-cita kita, dalam meraih target-target kita, kita harus meniru semangat mereka. Maju terus!!.

One thought on “Inspirasi”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Write for the sweetest struggle