Asal-Usul Kebencian Barat Terhadap Agama
Bagian 1
by: Sayf Muhammad Isa
Peradaban Barat dibangun di atas dasar paham Sekularisme, yang menurut keterangan dari al ‘Allamah Syekh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islam, bermakna fashluddin ‘anil hayah, pemisahan agama dari kehidupan. Syekh Taqiyuddin menjelaskan dalam salah satu kitab masterpiece-nya tersebut, bahwa sekularisme lahir ketika terjadinya pergolakan antara para raja dan para pendeta (Gereja) di satu pihak, berhadapan dengan para filosof yang menyerukan pembaharuan di lain pihak. Para raja dan pendeta itu menggunakan kekuasaannya yang berdasarkan agama untuk menghisap rakyat (Nizhamul Islam edisi Mut’tamadah, hal 51). Dengan mengatasnamakan ‘tuhan’, para raja dan para pendeta itu berbuat seenak udelnya sendiri, membuat undang-undang hanya demi kenyamanan mereka, dan membuat rakyat sengsara.
Pada masa-masa seperti itu kemudian bangkitlah para filosof yang mencerahkan pemikiran masyarakat. Para filosof itu menolak dominasi Gereja dan para raja atas rakyat dan melancarkan perang pemikiran. Yang terjadi kemudian adalah sebuah revolusi besar-besaran yang menumbangkan para raja dan Gereja, dengan sebuah slogan terkenal: gantung raja terakhir dengan usus pendeta terakhir. Pergolakan seperti ini salah satunya bisa kita lihat pada peristiwa Revolusi Prancis.
Karena pengalaman buruk terhadap agama inilah peradaban Barat jadi membenci agama. Mereka kemudian memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya boleh mengatur masalah-masalah keakhiratan saja. Wilayah beroperasinya agama juga amat sempit, hanya di gereja, di luar itu agama tidak boleh mengatur. Aspek-aspek yang boleh diatur oleh agama juga amat sedikit, paling-paling hanya masalah ritual, moral, spiritual, dan seremonial saja. Di luar aspek-aspek itu agama dilarang mengaturnya. Karena itulah mereka kemudian menciptakan demokrasi sebagai sistem pemerintahan, dan sistem-sistem lainnya untuk mengatur hidup mereka.
Pandangan seperti ini kemudian hendak dipaksakan kepada umat Islam. Mereka mendorong, dan bahkan memaksakan demokrasi agar diterapkan di negeri-negeri kaum muslim. Mereka mendorong dan bahkan memaksa umat Islam untuk menerapkan ekonomi neoliberal. Mereka juga mempropagandakan berbagai paham sesat yang sama sekali tidak pernah dikenal oleh umat Islam. Padahal Islam mengatur segala aspek kehidupan, tidak sama dengan agama yang telah membuat mereka hidup menderita (Kristen).
Rangkaian artikel ini ingin saya tujukan untuk mengisahkan bagaimana pengalaman buruk peradaban Barat terhadap agama (Kristen) yang melatarbelakangi mereka memisahkan agama dari kehidupan. Semoga Allah swt. memberikan kekuatan dan kelancaran untuk bagian selanjutnya, insya Allah.
Bersambung.
(follow @sayfmuhammadisa)