Category Archives: My Alien

Asal Njeplak!

https://sites.google.com/site/literatedigital/_/rsrc/1430248706757/home/tech-advances-circuit-140704.jpgManusia yang hidup di zaman modern ini dimanjakan dengan adanya internet dan media sosial. Orang-orang zaman dulu tidak pernah merasakan, dan bahkan mungkin terpikirkan pun tidak, bagaimana asyiknya berselancar di jagat maya dan saling menyapa di media sosial. Lihat saja, seakan-akan seluruh dunia sudah ada dalam genggaman tangan. Tinggal nyalakan smartphone, berbagai informasi terhampar di depan mata. Kita bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang tinggal di tempat-tempat yang jauh, berkirim suara, foto, video, dan apapun. Banyak berita dan kabar bisa kita dapatkan, baik yang akurat maupun hoax. Hanya bermodalkan sebuah akun, semua orang bisa mempublikasikan apapun, dari yang penting sampai yang remeh-temeh.

Continue reading Asal Njeplak!

Kinin: Sebuah Kisah Tentang Orangtua

Ada sebuah kisah yang ingin sekali saya ceritakan. Ketika itu, di Jepang, salju melapisi permukaan tanahnya dan bukit-bukit serta pepohonan menjadi putih gemerlapan. Di tengah-tengah salju yang keperakan itu, ada seorang lelaki berjalan dengan kokoh dan meyakinkan. Mantel tebal menghangatkan tubuh lelaki itu, dan sepasang sepatu tebal melindungi telapak kakinya dari sengatan dinginnya salju. Sebuah kerudung tebal pun menyelubungi kepalanya. Pada kedua bahunya ada tali-tali dari kain yang melintang melewati dadanya hingga punggungnya, seperti orang yang sedang memakai tas punggung sederhana. Kedua tangannya menggenggam tali-tali dari kain itu, untuk sedikit meringankan beban yang memberatkan punggungnya.

Raut wajah lelaki itu kusut masai, seiring dengan langkahnya yang terpahat pada salju yang lembut namun mematikan, sebab apa yang dia junjung di punggungnya bukanlah kayu bakar atau segentong air, tetapi seorang wanita tua yang kurus dan ringkih, ibunya sendiri.

“Tas punggung” lelaki itu ternyata bukanlah tas punggung biasa, tetapi semacam kursi dari kayu yang dipasangi kain-kain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti “tas punggung”. Wanita tua itu duduk di atas kursi kayu tadi, dipanggul pada punggung lelaki itu, yang tak lain adalah putranya.

Continue reading Kinin: Sebuah Kisah Tentang Orangtua

Pada Sebuah Benteng

Setiap hari kita dibelenggu oleh dosa-dosa, baik dosa kita sendiri, maupun dosa orang lain. Pada suatu ketika, kita berusaha menundukkan pandangan demi menghindari menumpuknya dosa di mata kita, tetapi begitu melangkah keluar dari rumah, kita segera dikepung oleh perempuan-perempuan yang melakukan dosa dengan memperlihatkan auratnya. Benar-benar sulit sekali, pada zaman kita sekarang ini, untuk sekadar menjaga pandangan saja.

Ada juga orang yang ingin sekali jujur dan benar dalam menjalankan pekerjaannya di kantor. Tetapi, dia setiap hari dipaksa oleh sistem rusak tempat dia bekerja, dan orang-orang curang di sekitarnya, untuk berlaku keliru dan menipu. Kalau dia menolak, maka dia akan dimusuhi dan terasing. Betapa sulit hidup pada zaman seperti ini.

Jika saja dosa-dosa itu mewujud menjadi semacam bau yang menyengat, tentunya setiap hari kita melumuri badan kita dengan bau yang menyengat itu, sadar maupun tidak sadar. Dan taubat adalah parfum harum, mestilah kita semprotkan setiap hari ke badan kita.[sayf]

Cerai!

Ada sebuah persoalan di benak saya, yang membuat saya bertanya-tanya. Tentang cerai. Saya melihat, setidaknya dalam diri saya, cerai adalah sebuah fenomena. Kita semua tentunya sudah tahu apa itu cerai, dan akhir-akhir ini, sepertinya angka perceraian terus meningkat. Kabar-kabar tentang orang-orang di sekitar saya yang terpaksa harus bercerai pun singgah pula di telinga saya.

Saya menikah pada 18 Juni 2011, Allah ‘azza wajalla telah mengaruniai dua orang anak perempuan yang manis-manis dan lucu dalam pernikahan saya dengan istri saya. Sejak hari itu, sampai saat ini, saya jadi sadar bahwa memulai sebuah pernikahan memang berat, tetapi mempertahankan ikatan pernikahan itu agar tetap ada, jauh lebih berat lagi. Karenanya, banyak yang kandas di tengah jalan, di hadapan angkuhnya gerbang perceraian. Kehidupan pernikahan memang perkara rumit, mungkin karena itulah, barangsiapa yang berhasil menjalaninya dengan baik, pahalanya besar.

Continue reading Cerai!

Listrik Yang Meneror

Pesan kematian sang kakek

Ada rasa prihatin yang besar sekali di dalam hati saya. Seorang kakek di Grobogan gantung diri, dan dari inskripsi yang ditinggalkannya, terungkap bahwa aksi nekatnya itu karena sudah tidak sanggup lagi bayar listrik. Sebenernya saya nggak ngerti bahasa Jawa, tapi kira-kira inilah pesan yang ditorehkan sang kakek yang malang itu di dinding, ”sing rukun ojo do tukaran. Bapak wes ora kuat nyambut gawe. Aku wes ora bisa bayar listrik. Yen bayar listrik separo edang. Ambenku malah parah”. Ini berita lengkapnya http://www.grobogantoday.com/2017/02/sebelum-gantung-diriini-pesan-untuk.html .

Tarif listrik yang memprihatinkan

Sekarang ini tarif listrik memang gila-gilaan. Naiknya berkali-kali lipat, dan penaikannya tidak terdeteksi. Tahu-tahu naik! Saya masih ngontrak, dan model listrik yang dipakai adalah token. Kenaikan tarif listrik terasa sekali ketika meteran listrik sudah berbunyi. Perasaan belum lama ini baru ngisi token listrik, tapi kok sekarang sudah habis lagi?! Setelah dicek, ternyata jumlah kwh yang didapat makin dikurangi. Kira-kira seperti gambar disamping ini.

Naiknya tarif listrik berkali-kali dengan persentase yang fantastis ini pasti menimbulkan kekecewaan dan pertanyaan di tengah-tengah rakyat. Apa sebabnya semua ini bisa terjadi? Kebanyakan rakyat, termasuk saya, tidak mendapatkan jawabannya. Apalagi penaikan tarifnya pun terkesan dilakukan dengan diam-diam, dengan kata lain, dilakukan dengan seenaknya. Padahal, bukankah listrik itu adalah milik rakyat, yang sudah seharusnya dikembalikan kepada rakyat? Parahnya, sebagian orang sudah benar-benar tidak sanggup membayar listrik, dan lebih memilih mati gantung diri. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana pemerintah harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah tentang semua ini!

 

Cantik Itu, Kulit Mulus Bebas Bulu? Ngooookkk!!!

Deodoran
Deodoran

Kita semua pasti sudah kenal dengan kalimat di atas? Dan menurut saya, semboyan sebuah produk perontok bulu di atas adalah definisi paling konyol terhadap kecantikan. Kenapa konyol? Ya jelas konyol laaah. Nggak usah saya jawab juga udah jelas banget kekonyolannya. Yang pasti definisi cantik seperti ini adalah cantik menurut versi produk perontok bulu.

Kalau menurut produk deodoran, cantik itu lain lagi. Cantik adalah kalau kita punya ketek putih mulus. Malu dong kalau kita punya black cat, ntar keteknya nggak bisa dipertontonkan ke orang-orang karena udah pada geli duluan. Definisi cantik produk deodoran adalah juga definisi cantik yang konyol. Saya juga geli kalau melihat iklan deodoran, ketek-ketek dipertontonkan pada semua orang, emangnya ngapain sih kita harus punya ketek putih? Penting banget gitu ya?

Continue reading Cantik Itu, Kulit Mulus Bebas Bulu? Ngooookkk!!!

Matinya Seorang Paus

Yang ini paus.
Yang ini paus.

Mungkin kawan-kawan akan merasa aneh dengan judul di atas. Kok Matinya ‘Seorang’ Paus, kan harusnya pakai ‘seekor’, karena paus adalah mamalia laut terbesar yang suka nongol ke permukaan dan menyemburkan air dari lubang di atas kepalanya. Tapi saya serius kok dengan judul di atas, hehehe, karena Paus yang saya maksud di sini bukan paus yang ada di laut, tetapi pemimpin spiritual Kristen Katolik sedunia yang berpusat di Vatikan. Bisa aja deh ah!

Periode teokrasi Kepausan ini sering kali dipandang sebagai abad kegelapan di dunia barat. Karena pada masa inilah berkembang pesat berbagai penindasan kepada umat manusia, begitu juga pembunuhan, penyiksaan, kebejatan, dan hal-hal tidak manusiawi lainnya. Para Paus sering kali berganti terlalu cepat dan terlalu sering, ada banyak ada banyak juga Paus yang dicekik, diracun, dan dimutilasi.

Paus Yohanes VIII.
Paus Yohanes VIII.

Pada abad ke-9 dan 10 Masehi ada sebuah periode yang disebut para sejarawan sebagai ‘pornokrasi’. Tahta Suci Santo Petrus dikendalikan oleh Paus-Paus yang berada di bawah kendali pelacur-pelacur dan kekasih gelap. Pada era ini kuat sekali terjadi tarik-menarik kepentingan dan pengaruh antara keluarga-keluarga berpengaruh di Italia. Akibatnya, banyak sekali Paus yang tewas dibunuh.

Pada 882 Masehi, misalnya, Paus Yohanes VIII diracun oleh lawan politiknya. Tetapi karena setelah diracun dia tidak mati juga, para pembunuh itu memukuli kepalanya sampai pecah. Biar cepet! Pada abad 10 Masehi, Paus Stefanus IX menderita nasib yang amat mengerikan karena matanya dicungkil, bibir dan lidahnya dipotong, begitu juga kedua tangannya. Ajaibnya, dia masih bertahan hidup, die hard banget. Dia berhasil meloloskan diri dan tidak pernah nongol lagi di hadapan publik. Pada 964 Masehi, Paus Benediktus V melarikan diri ke Konstantinopel bersama harta benda Kepausan. Dia minggat lantaran kepergok menggoda seorang gadis ABG. Benediktus memang seorang lelaki yang boros dan suka foya-foya, maka harta yang dibawanya dalam waktu singkat segera habis. Dia pun kembali lagi ke Roma dan kembali menjalankan hobinya yang nggak beres. Lagi-lagi dia ngegodain bini orang hingga kemudian dia dibunuh oleh si suami yang cemburu dan dendam habis-habisan kepada sang Paus. Si Suami menikam tubuh Benediktus hingga 100 tusukan dan membuang mayatnya ke lubang jamban.

The First Assassination, Karena Rebutan Cewek

Lukisan karya Jacopo Palma yang menggambarkan Qabil sedang menghabisi Habil. Dalam khazanah Yahudi, Qabil disebut Cain dan Habil disebut Abel.
Lukisan karya Jacopo Palma yang menggambarkan Qabil sedang menghabisi Habil. Dalam khazanah Yahudi, Qabil disebut Cain dan Habil disebut Abel.

Segala sesuatu, jika itu ‘untuk yang pertama kali’, pastilah amat berkesan. Contoh nyata untuk hal ini adalah apa yang disebut sebagai ‘malam pertama’ (hehehe). Di mana-mana, malam pertama pasti berkesan. Mana ada malam pertama yang nggak berkesan! Jika segala sesuatu ‘yang pertama’ itu amat berkesan, bagaimana jadinya dengan ‘pembunuhan pertama’? Jika ‘malam pertama’ amatlah berkesan, Pastinya ‘pembunuhan pertama’ menjadi sebuah peristiwa yang paling menyakitkan. Itulah apa yang terjadi pada Qabil dan Habil, anak-anak dari Nabi Adam ‘alaihissalam. Parahnya, pembunuhan pertama ini terjadi hanya karena rebutan cewek (hadeuh). Waspadalah, karena cewek bisa saja menjadi sebab pembunuhan!!!

Pasca diturunkannya Nabi Adam dan istrinya, Hawa, ke muka bumi, mereka menghasilkan keturunan-keturunan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa mereka dikaruniai anak-anak kembar sepasang, laki-laki dan perempuan. Pasangan anak kembar mereka yang pertama adalah Qabil dan Labuda atau, dalam beberapa sumber, Ludza. Pasangan anak kembar yang kedua adalah Habil dan Iqlima.

Nabi Adam dan Hawa tentunya mendidik anak-anak mereka untuk hanya mengabdikan diri kepada Allah swt., dengan menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Semua pasangan kembar itu tumbuh menjadi figur-figur yang bertakwa dan taat kepada perintah Allah. Qabil mencari nafkah dengan bertani. Karakternya posesif dan agak keras kepala. Sementara Habil mencari nafkah dengan beternak. Dia seorang yang penyayang dan penyabar, cocok dengan profesi yang dipilihnya, sebagai penggembala.

Ketika Nabi Adam dan istrinya melihat anak-anak mereka sudah sampai usia matang untuk menikah, Allah mewahyukan agar mereka dinikahkan dengan bersilangan. Qabil dinikahkan dengan kembarannya Habil, Iqlima. Begitu juga sebaliknya, Habil dinikahkan dengan kembarannya Qabil, Labuda. Ketika Nabi Adam menyampaikan informasi dari Allah ini kepada putra-putrinya, ternyata terjadi penolakan. Mungkin Nabi Adam awalnya menyangka tidak akan terjadi penolakan, sebab dia telah merasa sukses mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang saleh yang menaati semua perintah Allah. Ternyata Qabil tidak menyukai perintah ini dan dia menolaknya.

Qabil menyukai saudara kembarnya sendiri, Labuda, yang menurutnya lebih cantik. Sementara Iqlima, kembarannya Habil, dipandang kurang good looking gitu, dan nggak termasuk seleranya Qabil. Nabi Adam kemudian mengadukan urusan ini kepada Allah swt. Sang Khaliq kemudian memerintahkan agar Qabil dan Habil memberikan kurban dari hasil kerja mereka. Habil memberikan ternaknya yang terbaik, domba paling gemuk dan paling sehat serta dari varietas unggul. Dia mempersembahkan yang terbaik untuk Allah subhanahu wata’ala dalam mencari keridhoanNya. Sementara Qabil merasa tidak sudi memberikan kurban yang terbaik. Dia merasa bahwa macul ladang itu capek, menebar benih juga empot-empotan, sekarang pas hasilnya sudah mekar masa’ sih harus diserahkan kepada ‘pihak lain’? Maka dia memilihkan hasil tani yang biasa-biasa saja, bahkan bercampur dengan yang kurang baik, untuk dipersembahkan kepada Allah swt.

Dari mekanisme ini sebenarnya ingin dibuktikan siapa yang murni dan tulus dalam menaati perintah Allah swt., dan terlihatlah bahwa Habil lebih unggul. Maka Allah memilih kurban dari Habil daripada Qabil. Keputusan semula pun tidak berubah, Qabil akan dinikahkan dengan Iqlima, Habil akan dinikahkan dengan Labuda. Qabil pun geram dengan ini semua, dia mendatangi Habil dan mengancam akan membunuhnya agar dia bisa tetap menikah dengan Labuda. Habil mengingatkan Qabil agar takut dengan siksa Allah dan neraka yang panas membakar. Sayangnya, Qabil bergeming, dan akan tetap membunuh saudaranya. Habil berkata bahwa dia akan tetap bersabar dan tidak melawan walau apapun yang akan ditimpakan Qabil kepadanya. Habil tidak ingin menjadi orang-orang yang zhalim karena dia takut bermaksiat kepada Allah ‘azza wajalla. Maka Qabil pun menghantam Habil dengan sebongkah batu, dalam sumber lain dengan sepotong besi, hingga Habil tewas berlumuran darah. Maka terjadilah tragedi berdarah itu, pembunuhan yang pertama. Dan Qabil menjadi pembunuh pertama, bapak moyangnya para pembunuh.

Di dalam surah Al Maidah ayat 30 Allah mengisahkan, “Maka hawa nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang merugi.”

Tentang betapa menderitanya Qabil karena perbuatannya itu bisa kita lihat dari sabda Rasulullah ini, “Tidaklah seorang jiwa membunuh secara zhalim, melainkan anak Adam yang pertama –Qabil-, menanggung dosa darahnya. Karena dialah yang pertama kali mencontohkan pembunuhan” (Hadis sahih riwayat Jama’ah selain Abu Dawud). Abdullah bin ‘Amr pun mengungkapkan, “Sesungguhnya manusia paling sengsara adalah anak Adam yang membunuh saudaranya. Tidaklah ditumpahkannya setetes darah di muka bumi ini sejak dia membunuh saudaranya hingga hari kiamat nanti, melainkan dia berhak mendapatkan kejelekannya. Pasalnya, dialah yang pertama kali mencontohkan tindakan pembunuhan” (Qishotu min Nihayatiz Zholimin, oleh Hani al Hajj). Ngeri banget kan ya? Sudah berapa banyak orang yang dibunuh, semua dosanya tumpah kepada Qabil, na’udzhubillah. Semoga kita tidak termasuk ke dalam orang-orang zhalim. Aamiin. [sayf]

Muhammad al Fatih Punya Nama Pena?

Potret Muhammad al Fatih oleh Gentile Bellini.
Potret Muhammad al Fatih oleh Gentile Bellini.

Bulan April hingga Mei adalah bulan-bulan penaklukan Konstantinopel. Asyik sekali jika kita bicarakan pernak-pernik tentang sang Penakluk Agung dalam Islam, Muhammad al Fatih. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari jejak kehidupan dan sepak terjang beliau. Yang pertama, tentang Muhammad al Fatih dan nama pena-nya.

Ada sebuah kemiripan yang biasanya terdapat pada diri orang-orang yang sukses dan besar, biasanya mereka gemar membaca dan menulis. Memang benar membaca dan menulis tidak akan serta-merta membuat orang menjadi besar dan sukses. Tapi, orang-orang yang besar dan sukses pastilah gemar membaca dan menulis. Salah satu wujud dari hal ini adalah, biasanya mereka memiliki perpustakaan pribadi dengan berbagai koleksi buku.

Ketika saya berkunjung ke kediaman mas Felix Siauw, hal menarik yang saya temukan pertama kali di sana adalah rak buku yang menjulang sampai ke langit-langit yang dipenuhi dengan buku-buku. Hal yang sama saya temukan di rumah pak Salman Iskandar. Bertumpuk-tumpuk dan berjajar-jajar buku ditata dengan rapi di sana. Pak Salman juga mengisahkan kepada saya bahwa Prof. Ahmad Mansur Suryanegera, salah satu sejarawan yang amat berpengaruh di negeri ini, memiliki perpustakaan pribadi dengan koleksi buku-buku kuno yang langka. Seperti itulah apa yang akan kita temukan di dalam kediaman orang-orang besar dan sukses, buku menjadi sahabat mereka.

Hal ini menandakan bahwa mereka paham benar bahwa membaca adalah sebuah aktifitas yang amat penting dalam kehidupan ini. Dalam salah satu tulisannya, mas Felix mengatakan bahwa ia “lebih baik tidak makan daripada tidak membeli buku.” Buku memang gudang ilmu dan kebijaksanaan, dan membaca adalah satu-satunya kunci untuk mengakses gudang itu. Karena sedemikian pentingnya membaca, Allah Tuhan seru sekalian alam menurunkan ayat pertama dari kitabNya yang besar itu dengan memuat perintah membaca, iqro.

Selain membaca, orang-orang besar dan sukses biasanya memiliki kebiasaan menulis. Walaupun mereka tidak berprofesi sebagai penulis, mereka biasanya selalu menyibukkan diri mereka dengan aktifitas menulis. Sebagai seorang pemimpin dan penakluk besar, Fetih Sultan Mehmet pun amat memahami seberapa pentingnya kedua aktifitas ini. Mari kita mengintip beberapa koleksi buku yang ada di perpustakaan pribadi Fetih Sultan Mehmet.

Di dalam istananya, beliau memiliki seorang astronom kenamaan yang bernama Ali Kusci. Dalam perjalanannya dari Tabriz ke Istanbul, Ali Kusci menulis buku matematika setebal 194 halaman yang kemudian dijuduli Muhammadiye dan dipersembahkan kepada Mehmet. Tahun berikutnya, Ali memberikan bukunya yang membahas tema astronomi yang berjudul Risala al Fathiya (Kitab Penaklukan). Kedua buku ini masih terpelihara dengan baik, dijilid menjadi satu, dan masih tersimpan sampai sekarang di Perpustakaan Aya Sofya. Di dalam istananya, Topkapi Sarayi, Fetih Sultan Mehmet pun memiliki perpustakaan pribadi dengan koleksi-koleksi bukunya tersendiri. Domenico Hierosolimitano, dokter pribadi Mehmet, melaporkan bahwa di perpustakaan pribadinya itu ia mengoleksi karya-karya Yunani dan Bizantium sebanyak 120 manuskrip yang dulunya milik Konstantin Agung. Di dalam koleksinya ditemukan pula buku berjudul Deigesis yang mengisahkan tentang sejarah Aya Sofya. Hal ini menandakan bahwa ia sangat tertarik dengan sejarah kota yang ditaklukkannya. Ada juga buku kuno karya Homer, Iliad, yang disalin oleh seorang cendekiawan Bizantium bernama Dokeianos. Minat Mehmet yang amat besar terhadap geografi dibuktikan dengan tersedianya buku geografi berjudul Liber Insularum Archipelagi, yang diterbitkan tahun 1420 dan ditulis oleh ahli geografi Florentine, Cristoforo Buondelmonti. Karya-karya lainnya yang tersedia di dalam koleksi buku Sang Penakluk antara lain: Theogony karya Hesiod; Helieutika karya Oppian; Miscellany karya Planudes; Olympiaka, karya Pindar; dan Lexicon karya Eudemos Rhetor.

Di sela-sela kesibukannya, Fetih Sultan Mehmet selalu menyediakan waktu untuk menulis. Walaupun menguasai bahasa Persia dan Arab, beliau menulis dalam bahasa Turki sehari-hari. Nama pena beliau adalah Avni. Salah satu karya beliau adalah kumpulan puisi dalam bahasa Turki yang disebut Divan.

Jelaslah, membaca dan menulis adalah aktifitas besar yang juga dilakukan oleh orang-orang besar. Dan selama ribuan tahun kedua aktifitas ini begitu membudaya di tengah-tengah kaum muslim. Adalah sangat aneh jika pada jaman sekarang generasi Islam lebih senang berjingkrak di depan panggung daripada membaca dan menulis. [sayf]

“Biarkan saja harga-harga pada naik, yang penting Allah selalu memberi rizki pada kita!”

Statement seperti di atas sekarang ini kencang sekali suaranya. Pemerintah kita sekarang ini hobi sekali menyengsarakan rakyatnya, dan semua hal yang mereka perbuat, hampir semuanya nggak masuk akal. Gara-gara semua kebijakan itu, harga-harga pada naik, BBM naik, listrik naik, sembako naik, harga gas elpiji naik, pokoknya semuanya naik kepada angka yang hampir nggak masuk akal. Saya ingin mengatakan bahwa semuanya menderita. Yang nggak menderita itu kalangan elit yang katanya akan dinaikkan lagi tunjangan kendaraannya (http://nasional.kompas.com/read/2015/04/01/1947032/Apa.Alasan.Presiden.Jokowi.Naikkan.Tunjangan.Uang.Muka.Mobil.untuk.Pejabat.Negara.).

Judul di atas seolah-olah menggambarkan kepasrahan total kepada Allah. Kalaupun harga-harga pada naik sampe ke langit ketujuh juga, jika Allah memberikan rizki kepada kita, pastilah kita akan sanggup memenuhinya. Lantas apakah pernyataan ini benar? Saya ingin menjawab, “bisa benar dan bisa salah.” Mari kita kupas satu persatu.

Pernyataan di atas ini memang benar, sebab Allah swt. maha kuasa. Dia bebas berbuat apapun yang dikehendakinya. Dia bebas memberikan rizki seberapa pun banyaknya kepada siapa pun yang dikehendakiNya. Kalau Allah swt. sudah memberikan rizki kepada seseorang, maka nggak ada seorang pun yang bisa menahan dan mencegahnya. Ini semua benar, sebab bahwa rizki terletak di tangan Allah, dan seorang muslim mesti meyakini hal ini.

Hanya saja pernyataan di atas ada salahnya juga. Di sini ada aktifitas mencampurkan perbuatan manusia dengan perbuatan Allah. Padahal perbuatan Allah dengan perbuatan manusia amatlah berbeda. Keyakinan bahwa rizki di tangan Allah adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim, hanya saja membiarkan harga-harga pada naik, itu adalah sebuah kemaksiatan. Memberikan rizki adalah perbuatan Allah. Dia akan memberikan rizki kepada siapa yang Dia mau, tetapi kebijakan pemerintah menaikkan harga-harga adalah sebuah perbuatan manusia yang penuh dengan kezhaliman, dan ini semua tidak boleh dibiarkan. Allah sendiri memerintahkan kita untuk menghancurkan kezhaliman ini, dan mengubahnya dengan penerapan hukum yang lebih baik, yakni hukum Islam yang telah diturunkan Allah sendiri.

Jelaslah, bahwa memberikan rizki pasti akan selalu Allah swt. lakukan. Dia tidak akan pernah berhenti memberikan rizkinya kepada kita. Hanya saja, kebijakan zhalim pemerintah yang membuat rakyat sengsara tidak boleh dibiarkan. Sudah banyak korban jatuh dalam segala sisi akibat kebijakan destruktif ini. Sementara Allah swt. sendiri memerintahkan kita untuk mengubah kezhaliman ini dengan suatu sistem yang sempurna bikinan Allah swt. sendiri. Itulah Islam! [@sayfghazi]