Terlahirlah ALFATIH 1453

ALFATIH 1453
ALFATIH 1453

Ketika hari ini saya ke kantor, saya dikejutkan dengan telah datangnya karya yang begitu ditunggu-tunggu, fresh from the oven, masih hangat, komik ALFATIH 1453. Begitu karya itu ada di tangan saya, berbagai gumaman kekaguman langsung berhamburan dari mulut saya. Komik islami karya salah seorang sahabat saya ini, mas Handri Satria Handjaya, memang beda banget dari komik-komik yang lain. Komik ini penuh dengan sejarah, energi, dan ideologi Islam.

Saya sama sekali tidak menyangka jadinya komik ini bisa sebagus ini. Saya menyaksikan sendiri bagaimana sulit dan beratnya mas Handri dalam merampungkan komik ini. Seluruh daya upaya dan segenap energi dikerahkan untuk mempercantik dan memoles komik ini agar benar-benar menjadi komik yang penuh dengan semangat Islam dan bisa bermanfaat bagi generasi Islam. Bayangkan saja, komik ini sudah digarap sejak dua tahun yang lalu, dan baru saat inilah bisa benar-benar mewujud di tangan saya.

ALFATIH 1453 ingin menyampaikan kepada generasi Islam tentang semangat yang saat ini telah memudar di tengah-tengah generasi Islam. Karena sudah sedemikian lama diasuh oleh peradaban Kapitalisme-Liberal, generasi Islam lupa tentang siapa sebenarnya mereka, yakni generasi yang melanjutkan kegigihan orang-orang luar biasa seperti Muhammad al Fatih. Komik ini ingin mengingatkan kembali generasi Islam tentang bagaimana seharusnya kita meneladani semangat para pendahulu kita. Tak ketinggalan, komik ini juga ingin mengingatkan kembali agar generasi Islam rajin belajar. Karena hanya dengan belajar sajalah seluruh cita-cita akan tercapai, dan kita akan menjadi sosok yang kita harapkan. Yang tak kalah penting, komik ini ingin menggambarkan hanya dengan berpegang kepada Islam sajalah kemenangan dan keagungan akan bisa diraih. Jika Islam kita campakkan, maka kehinaan di dunia dan akhirat akan menimpa kita.

Alhamdulillah, dengan pertolongan dan kemudahan dari Allah, serta dengan kegigihan dan semangat mas Handri (yang terinspirasi dari Alfatih juga, hehe), akhirnya komik ini bisa terlahir juga ke dunia. Semoga bisa memberikan gambaran kepada seluruh generasi Islam tentang betapa Islam begitu hebat. [@SayfGhazi]

Age of Empires

Age of Empires
Age of Empires

Sama sekali bukan niat saya untuk mempromosikan game Age of Empirse. Hanya saja sekitar dua hari ini saya main game Age of Empires ini untuk rehat sejenak setelah menyelesaikan sebuah karya (walau ada kawan sekantor yang akan langsung komplain untuk persoalan main game ini, hehehe).

Saya pastilah orang yang ketinggalan jaman banget, saya mengakui hal itu. Sebab saya baru mengetahui asyik dan serunya main game Age of Empires. Kita pasti tahu game macam apa itu Age of Empires. Di dalam game itu seolah-olah kita menjadi seorang pemimpin yang harus mengatur pembangunan sebuah negeri. Kita harus mengetahui berbagai fungsi bangunan yang hendak kita buat. Kita juga harus bisa mengalokasikan pekerja-pekerja yang akan menyelesaikan pembangunan itu. Harus dipertimbangkan pula di mana letak-letak yang tepat untuk pembangunannya.

Setiap bangunan punya fungsi yang berbeda-beda. Ada yang fungsinya menghasilkan tentara, ada yang bertugas menghasilkan pekerja, ada yang bertugas menghasilkan kavaleri, ada juga yang bertugas menghasilkan meriam-meriam artileri. Kita juga harus bisa mengatur pemasukan bagi ‘negara’ yang kita pimpin dari berbagai lahan yang kita kuasai. Yang paling memusingkan adalah ketika musuh datang menyerang. Tahu-tahu pasukan musuh sudah berbaris rapi menuju wilayah kita untuk membombardir kita. Kalau sudah begitu, wah kita pasti gelagapan.

Dari Age of Empire ini saya jadi makin mengerti bahwa menjadi pemimpin itu berat sekali. Jadi pemimpin di dalam game saja bisa bikin kita pusing kepala, terlebih lagi kalau musuh sudah menyerang. Nah apalagi kalau jadi pemimpin di dunia nyata, apalagi kalau memimpin negara yang penduduknya lebih dari 200 juta jiwa! Padahal kepemimpinan pasti akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak, dan pastinya itu akan berat sekali. Anehnya, di dalam sistem demokrasi ini, orang-orang pada bernafsu menjadi pemimpin. Malah harus keluar duit miliyaran Rupiah, dan harus mengumbar berbagai janji manis yang pasti akan ditanya di akhirat kelak. Tetapi begitulah demokrasi, yang nantinya akan menanggung semua sengsaranya adalah kita, rakyat.

Ghazi 3: Coming Soon

Novel Ghazi seri 2
Novel Ghazi seri 2

Dengan pertolongan dan petunjuk Allah subhanahu watala’ala, Ghazi jilid 3 akhirnya berhasil dirampungkan dan saat ini sedang masuk tahap praproduksi. Dalam Ghazi 3 ini, saya dan Kangmas Ustadz Felix Siauw mengeksplorasi berbagai gejolak emosi antara Muhammad al Fatih dan rival seumur hidupnya, Vlad Dracula. Kami gambarkan tentang sebegitu dalamnya obsesi yang ada di dalam hati mereka, dan seberapa gigih perjuangan dan pengorbanan mereka untuk meraihnya. Keduanya sama-sama berjuang dan berkorban untuk obsesinya, hanya saja keduanya menempuh jalan yang berbeda. Muhammad al Fatih berjuang untuk mengumpulkan berbagai sumber daya dan kekuatan yang ada untuk mempersiapkan penaklukan Konstantinopel yang telah dijanjikan Rasulullah saw. Sementara Vlad Dracula berjuang dan berkorban pula untuk meraih kekuatan dan kekuasaan demi menuntaskan seluruh dendam dan amarahnya. Kelak dia akan selalu, dan bahkan harus selalu, menumpahkan darah dan kemudian menjadi orang paling keji dan sadis sepanjang sejarah.

Kami juga menggambarkan tentang sebuah kelompok rahasia yang amat dekat dengan misteri dan kesesatan. Dari balik layar mereka mengendalikan berbagai peristiwa dan keberadaan mereka begitu tersembunyi. Mereka begitu berkuasa di tengah-tengah daratan Eropa dan merekalah yang menjadi biang keladi dari berbagai kerusakan. Di sisi lain ada Turki Utsmani dengan jihad dan penaklukannya yang selalu terikat dengan aturan-aturan Islam. Yang karena keterikatan itulah penaklukannya menjadi santun dan beradab, dan ditujukan bukan untuk menghancurkan manusia dan kemanusiaan, tetapi justru ditujukan untuk membangunnya. Dengan jihad dan penaklukan itulah umat Islam menghancurkan berbagai penghalang dakwah demi penerapan syariat Islam. Selain itu, para penakluk tidak pernah memaksa orang-orang yang ditaklukkannya untuk memeluk Islam. Bahkan seringkali, orang-orang taklukan itu dibebaskan, dan dibiarkan hidup merdeka sebagaimana saat mereka dilahirkan.

Berbagai persiapan sedang terus dilakukan oleh Muhammad al Fatih untuk menaklukkan Konstantinopel. Dia terus belajar dan berlatih berbagai kemampuan yang dibutuhkannya untuk mewujudkan cita-citanya menaklukan Konstantinopel. Dia mencari pedang terbaik dan terkuat yang dahulu pernah digunakan oleh Sultan Salahuddin al Ayubi untuk menaklukan tanah suci Palestina dari tangan Pasukan Salib bangsa Franks. Dia juga mendapatkan teman-teman baru yang nantinya akan menyertainya menaklukkan Konstantinopel. Sementara itu, Vlad Dracula semakin dalam terjerumus kepada kubangan kesesatan. Dia mencari kekuatan dengan jalan yang salah, yakni dengan bersahabat dengan setan. Pada jilid keempat, insya Allah akan kami gambarkan perjuangan Muhammad al Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel secara detil, dramatis, dan emosional. Begitu juga berbagai kelicikan dan konspirasi yang dilakukan Dracula untuk naik kepada kekuasaan dan menuntaskan dendam di dalam hatinya. Pada jilid kelima, insya Allah akan The Chronicles of Ghazi akan mengisahkan intensnya perseteruan antara Muhammad al Fatih dengan Vlad Dracula. Tentang bagaimana Dracula berkhianat, berikut berbagai kekejian dan kebengisan yang pernah dilakukannya sepanjang sejarah. Begitu juga perjuangan Muhammad al Fatih yang berjuang dengan gigih untuk menghancurkan angkara murka Dracula.

Seluruh seri dari Pentalogi Ghazi kami dedikasikan untuk seluruh generasi Islam. Temukanlah keagungan dan kehebatan dari para pahlawan Islam. Mereka adalah sosok luar biasa yang telah memberikan sumbangsih bagi manusia dan kemanusiaan. Dan lebih dari itu, mereka semua bukan dongeng atau khayalan. Mereka adalah manusia nyata yang pernah hidup di muka dan bernapas seperti kita. Mereka semua adalah orang biasa yang telah melakukan perbuatan-perbuatan luar biasa karena keyakinan mereka akan janji Allah swt. dan kegigihan mereka dalam berjuang mewujudkannya. Sebuah sikap yang sangat sulit ditemukan pada zaman kita sekarang ini. Hanya saja, jika kita kembali mengingat tentang kisah perjuangan mereka, semoga seluruh keyakinan dan kegigihan mereka bisa kita teladani, sehingga kita bisa menjadi generasi Islam yang terbaik seperti mereka. Menjadi Ghazi yang kuat dan tangguh, tetapi santun dan tidak sombong, sekaligus memahami ilmu agama dan ilmu-ilmu kehidupan. Dan semoga karya ini menjadi amal jariah yang tiada putus-putusnya bagi kita semua. [Sayf Muhammad Isa]

Tujuan Hidup

83594459_70d9688f23Sebenarnya perkara tujuan hidup ini amatlah penting, hanya saja ada banyak orang di luar sana yang melupakannya. Terlebih lagi ada banyak orang yang tidak mau peduli dengan apa tujuannya hidup di dunia ini. Efek selanjutnya dari ketiadaan tujuan hidup ini adalah, kita akan menjadi korban dan budak tren. Kemana arah tren bergerak, maka kita akan menuju ke sana, tanpa mengetahui untuk apa kita melakukan semua itu. Ada sedikit ilustrasi sederhana tentang betapa pentingnya tujuan hidup di dunia ini bagi seseorang.

Pada suatu hari, ada seorang pengelana yang telah berjalan sedemikian jauh. Kemudian di suatu tempat, dia menemukan sebuah persimpangan jalan. Jalan yang sedang ditempuhnya itu bercabang tiga: lurus, belok kanan, dan belok kiri. Si Pengelana kemudian bertanya kepada orang yang tinggal di sekitar persimpangan jalan itu, ke manakah arahnya ketiga jalan tadi. Kemudian orang yang ditanya tadi malah balik bertanya kepada Si Pengelana.

“Memangnya tujuan anda kemana?” Tanyanya.

Si Pengelana terlihat kebingungan. “Saya tidak tahu mau kemana!”

“Kalau begitu ke mana pun ketiga jalan ini menuju, tidak ada bedanya bagi anda.”

Dari ilustrasi ini tergambar sekali betapa membingungkannya hidup kalau tidak punya tujuan. Sayangnya, ada banyak sekali orang yang justru tidak memedulikan tentang tujuan ini. Padahal persoalan besar ini mesti dijawab, sebab jawaban itulah yang nantinya akan menentukan seperti apa kehidupan kita.

Allah subhanahu wata’ala, Tuhan semesta alam, pun memiliki tujuan atas setiap perbuatanNya. Seperti firmannya dalam Alquran surah Ali-Imran ayat 190, “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata) ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia belaka…” Tidak ada yang sia-sia, dengan kata lain, semuanya memiliki tujuan.

Maka ketika kita tidak bisa menemukan jawaban tentang apa sesungguhnya tujuan hidup kita, tanyakanlah kepada Dia yang telah menciptakan kehidupan. Allah berfirman dalam Alquran surah Adz-Dzariyat ayat 56, “Tidaklah Kami menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah.” [Sayf Muhammad Isa]

Tuhan Yang Benar

Sayf Muhammad Isa

Kalau dari menyembah Tuhan yang dicari hanya ketenangan, maka menyembah tuhan manapun bisa saja membawa pada ketenangan. Orang menyembah batu atau pohon pun bisa merasakan ketenangan. Orang menyembah berhala atau setan pun bisa saja merasakan ketenangan. Bahkan orang yang tidak menyembah apa-apa, alias Atheis, pun bisa saja merasakan ketenangan dengan perbuatannya itu. Sebab itulah, yang jadi masalah bukanlah kita merasakan ketenangan atau tidak merasakan ketenangan ketika menyembah sesuatu. Yang jadi masalah adalah, apakah yang kita sembah itu adalah Tuhan yang benar, yang dengannya kita akan merasakan ketenangan yang lebih mendalam?

Orang menyembah batu atau pohon pun bisa saja harapan-harapannya terkabul. Orang menyembah api atau air pun bisa saja doa-doanya terwujud. Kaisar-kaisar Persia memiliki kekuasaan yang luas, padahal mereka menyembah api. Orang-orang cina hidupnya makmur-makmur padahal mereka menyembah dewa-dewi di langit dan menyembah roh nenek moyang. Karena itulah, masalahnya bukanlah terkabulnya atau tidak doa-doa dan harapan kita ketika menyembah sesuatu. Tetapi masalahnya adalah, apakah sesuatu yang kita sembah itu adalah Tuhan yang benar, yang menjawab seluruh doa dan harapan-hadapan umat manusia, walaupun umat manusia itu selalu mengingkariNya dan bermaksiat kepadaNya?

Maka menemukan Tuhan yang benar ini menjadi suatu urusan yang sangat penting. Dan ketika kita mengerahkan seluruh potensi insaniah kita, berupa akal, bahwa Tuhan yang benar itu adalah Tuhan yang esa, Tuhan yang tiada sekutu bagiNya. Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tiada sesuatu pun yang setara dengan Dia. Itulah Allah subhanahu wata’ala.

The Good and The Bad

heaven-wallpapersSemakin pusing dan menyedihkan saja jika melihat segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Seolah-olah kebaikan dan kemuliaan hati hanya ada di surga, sudah tidak ada lagi di dunia. Orang-orang sudah berubah sedemikian buasnya, dan orang-orang yang baik hati dan mulia seolah-olah raib entah ke mana. Kita begitu merindukan kehangatan dan ketulusan, di tengah-tengah dunia yang begitu tidak peduli.

Entah kemana semuanya akan menuju, sebab yang terlihat hanyalah kemunafikan dan pengkhianatan. Orang-orang yang jujur dan tulus dimusuhi, sementara orang-orang hipokrit berkuasa. Seolah-olah sudah tidak ada harapan lagi bagi kebaikan.

Tapi ternyata masih ada orang-orang baik yang bersedia untuk terus berjuang. Menyeru kepada kebaikan dan kemuliaan hati. Mereka akan terus berjuang, dan mereka pasti akan menang. Hingga suatu hari nanti kita bisa mengingat apa yang dahulu pernah difirmankan Tuhan, “Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap’. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap” (Al-Isra: 81).