Eat Pig, Behave Like Pig!

Geli banget!!!
Geli banget!!!

Tuhan kita, Allah subhanahu wata’ala, memang Maha Mengetahui. Jika Dia memerintahkan sesuatu kepada kita, selain akan mendapatkan pahala, tentunya karena ada banyak kebaikan bagi kita dalam ketaatan pada perintah itu. Begitu juga jika Dia melarang sesuatu dari kita, tentunya karena ada bahaya besar di dalam sesuatu itu.

Sebagaimana kita ketahui, Allah swt. telah mengharamkan daging babi. Di beberapa ayat dalam Alquran disebutkan dengan sangat jelas (tidak akan ada khilafiyah di sini) bahwa Allah mengharamkan daging babi. Setidaknya ada 4 ayat di dalam Alquran yang menyebutkan bahwa Allah mengharamkan daging babi: surah Albaqarah ayat 173; surah Almaidah ayat 3; surah Al-an’am ayat 145; dan surah An-Nahl ayat 115.

Ternyata Allah swt. tidak mengharamkan daging babi sekarang-sekarang ini saja, tetapi sudah sejak dulu. Indikasi ini bisa kita lihat di dalam Bibel, bahwa di sana daging babi pun dilarang. Setidaknya ada 3 tempat di dalam Bibel yang menyatakan bahwa makan daging babi itu dilarang: Kitab Leviticus chapter 11 ayat 7-8; Kitab Deuteronomy chapter 14 ayat 8; Kitab Isaiah chapter 65 ayat 2-5.

Jelas sekali bahwa ketetapan Allah tidak berubah. Kalau saat ini makan babi itu dilarang, berarti sudah sejak dulu pun dilarang. Hikmah dari pelarangan makan daging babi ini juga sangat besar. Seperti yang disebutkan Dr. Zakir Naik dalam sebuah lecture-nya bahwa ilmu pengetahuan telah mengungkapkan betapa besarnya bahaya makan daging babi.

Jika kita makan daging babi, maka terbuka kemungkinan besar untuk terjangkit 70 jenis penyakit yang berbeda. Salah satu yang paling berbahaya adalah bahwa di dalam daging babi ada semacam cacing yang telur-telurnya tidak mati walaupun daging babi dimasak dalam jangka waktu yang lama. Telur-telur ini juga bertahan di dalam pencernaan dan bisa beredar hampir di seluruh bagian pada tubuh kita. Dia bisa sampai di mata dan menyebabkan kebutaan. Bisa sampai di otak dan menyebabkan kerusakan otak. Bisa sampai juga di jantung dan menyebabkan serangan jantung. Terungkap pula jika kita makan daging babi secara teratur, maka peluang terjangkit darah tinggi akan sangat tinggi. Karena itulah 50% orang Amerika terjangkit darah tinggi karena mereka sering sekali makan daging babi.

Terungkap pula bahwa babi adalah binatang paling jorok di muka bumi. Babi sangat suka tempat kotor. Terungkap pula bahwa babi adalah binatang paling tidak tahu malu. Dia sangat menikmati menonton pasangannya kawin dengan babi lain. Hal itu pulalah yang terjadi di peradaban Barat. Merebaknya pornografi dan pornoaksi, tukar menukar pasangan, dan perilaku bejat lainnya di sana, mencerminkan perilakuk babi yang dagingnya sangat mereka sukai. “If you eat pig, then you behave like pig,” kata Dr. Zakir saat mengakhiri lecture-nya.

“Nyindir Pemerintah Melulu!”

url“Kok kerjaannya nyindir pemerintah melulu?” “Nggak ada kerjaan laen, apa?” “Ngeliat keburukan emang gampang!” “Nggak semua yang ada di pemerintahan itu buruk, kita harus bisa ambil yang baiknya!” “Pasti ada hal baik yang pernah dilakukan pemerintah!” Begitu kira-kira berbagai lontaran orang-orang di luar sana.

Sekarang marilah kita jangan sekadar bicara. Sebab kalau cuma bicara, orang gila juga bisa bicara. Cukuplah kita melihat apa yang terjadi di sekitar kita! Pastinya kita akan melihat begitu banyak kesengsaraan dan kekacauan. Ini semua bukan sekadar bicara! Ini semua bukan isapan jempol belaka! Harga-harga naik, kehidupan rakyat makin tercekik! Rakyat yang sudah sengsara ini masih harus lagi dikejar-kejar pajak, bahkan hingga pajak yang tidak masuk akal.

Kalau memang pemerintah bekerja dengan benar, kenapa kita semua tidak bisa merasakan hasilnya? Kalau memang pemerintah ini telah melakukan kebaikan, kenapa kita tidak bisa melihatnya? Kalau memang pemerintah tidak melakukan keburukan, kenapa sebegini parahnya keburukan yang menimpa rakyat? Semua kenyataan ini menandakan betapa rusaknya pemerintahan kita. Semua kenyataan ini menandakan bahwa mereka tidak becus dalam mengurus kepentingan rakyat.

Lebih dari itu, kesalahan tidak hanya terletak pada pemerintahannya saja, tetapi juga pada sistem yang diterapkan pemerintah. Selama sistem kapitalisme-demokrasi yang diterapkan, maka selama itu pula rakyat akan sengsara. Sampai kapan semua ini akan terus terjadi? Tidak bisa tidak, harus terjadi perubahan mendasar dan sistemik, agar seluruh hak dikembalikan kepada yang memilikinya. Untuk itu semua, hanya penerapan sistem Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah yang sanggup melakukannya. [@sayfghazi]

“Mending Mana: Pemimpin Kafir Tapi Bersih, atau Pemimpin Muslim Tapi Korup?”

Nggak Beres!!!
Nggak Beres!!!

Logika seperti judul di atas, sekarang-sekarang ini banyak beredar di tengah-tengah masyarakat. Terlebih lagi jika kita kaitkan dengan sepak-terjang Gubernur DKI Jakarta yang seorang nonmuslim, logika di atas akan makin nyaring. Padahal, saya ingin mengatakan, logika di atas adalah logika absurd. Kondisi bobrok yang amat menekan seperti sekarang ini memaksa kita untuk menganut logika bobrok ini. Seolah-olah sudah tidak ada lagi pilihan lain.

Kita semua pasti mengetahui kabar tentang ungkapan kotor yang disampaikan Gubernur ketika diwawancara oleh KompasTV! Ungkapan itu biasa digunakan oleh orang-orang yang tidak bisa menjaga mulut dan ucapannya sendiri. Dan tidak semestinya seorang pemimpin berkata seperti ini di hadapan rakyatnya. Tetapi kembali, opini yang berusaha dibangun oleh Gubernur adalah, walaupun dia bicara kasar, tetapi niatannya bersih dan suci, serta untuk menunjukkan betapa dia berani menghadapi siapapun karena dia seorang yang benar. Gubernur berkata bahwa orang-orang yang korup itu santun-santun perkataannya dan sopan sikapnya. Jadi sekarang logikanya saya tambah, “Mending mana: pemimpin kafir dan suka ngomong kasar tapi bersih, atau pemimpin Muslim yang sopan santun tapi korup?

Ada banyak orang, termasuk Muslim, yang membela Gubernur nonmuslim ini. Bahkan ada juga yang membelanya dengan ekstrem, mati-matian. Padahal jelas-jelas logika ini memang absurd. Sebagai seorang Muslim tentunya kita harus menggunakan Islam sebagai dasar berpikir kita. Terlarang bagi seorang Muslim untuk menggunakan ideologi lain sebagai dasar berpikir. Dengan kata lain, hanya Quran dan sunnah sebagai dasar berpikir, tidak ada yang lain. Tidak boleh terlintas di benak seorang muslim logika seperti judul di atas. Sedetik pun tidak boleh.

Memangnya sebegini banyaknya orang di Indonesia sudah tidak ada lagi seorang Muslim yang sopan, jujur, santun, dan pengayom rakyat, yang bisa kita jadikan pemimpin? Masa’ sih diantara 200 juta penduduk Indonesia nggak ada lagi seorang Muslim yang baik sekaligus nggak korup yang bisa kita jadikan pemimpin? Nggak masuk akal sama sekali. Logika seperti judul di atas adalah logika jongkok dari orang-orang yang malas mikir, yang alergi terhadap perubahan hakiki. Seorang Muslim pantang mengambil logika absurd itu. [@sayfghazi]