Beberapa hari yang lalu saya merasakan sesuatu yang lain. Ketika itu saya sedang enak-enaknya menggarap naskah di kantor. Jari jemari saya sedang nikmat menimpuki tuts-tuts keyboard di laptop saya. Tiba-tiba saya merasa gatal di tangan. Ternyata ada bentol di sana. Ketika saya lihat bagian itu, saya berpikir, mungkin ada seekor nyamuk yang iseng kemudian hinggap di tangan saya dan menyedot sedikit darah saya. Lantas saya garuk tangan saya itu, dan melanjutkan penggarapan naskah.
Tetapi tiba-tiba rasa gatal itu muncul lagi di tempat lain. Kali ini di tangan saya yang sebelah lagi. Langsung saja saya garuk lagi dan kemudian melanjutkan tulisan. Selang beberapa menit kemudian, rasa gatal itu muncul lagi, kemudian muncul lagi di tempat lain, lalu muncul lagi, muncul lagi, muncul lagi, muncul lagi, hingga sekujur badan saya terasa gatal. Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Bentol-bentol yang awalnya cuma satu, beranak-pinak menjadi banyak, hanya dalam waktu beberapa menit saja. Hampir sekujur badan saya dipenuhi bentol. Dan bentol itu kemudian berubah menjadi bengkak-bengkak.
Setelah itu saya buru-buru pulang, sudah tidak mungkin lagi meneruskan penggarapan naskah kalau badan gatal-gatal seperti itu. Sesampainya di rumah, muka saya pun tidak luput dari bengkak-bengkak, sampai tampang saya nggak jelas. Kata istri saya yang dokter gigi, saya terkena alergi. Walau saya agak ragu dengan penjelasan istri saya tentang alergi, lha dia kan dokter gigi, tapi kok tahu soal alergi? Hehe… Mungkin dokter gigi juga mempelajari sekelumit hal tentang alergi, saya kurang tahu. Dan penjelasan istri saya tentang alergi ini tetap membuat penasaran, sebab saya merasa bahwa saya tidak pernah punya riwayat alergi. Sepanjang hidup saya baru kali ini saya merasakan gatal di sekujur badan saya seperti itu. Sampai-sampai saya menggaruk badan secara ekstrim, persis seperti induk lutung. Bahkan saya sampai tidak tidur semalaman karena sibuk menggaruk sambil ber-istighfar kepada Allah.
Ketika itu saya berpikir, baru saja Allah menurunkan rasa gatal, manusia sudah melintir kaya’ gitu. Ini sebuah tanda yang amat nyata bahwa manusia adalah lemah dan tidak berdaya apa-apa. Tidak sepantasnya manusia sombong, sebab kadang kita meremehkan rasa gatal, tapi ternyata ketika rasa gatal itu menyerbu kita, pastinya kita akan menderita juga.
Itu juga yang harusnya kita pikirkan ketika hendak memilih hukum apa yang kita terapkan. Kita ini lemah, akal kita juga lemah, maka tidak mungkin kita membuat hukum yang pas untuk mengatur kehidupan kita. Kita perlu tuntunan dari Allah untuk membuat hukum, yang tentu saja bersumber dari wahyu Allah dan sunnah Rasulullah. Bersumber dari Alquran dan sunnah. Itulah dia syariat Islam. Kesadaran inilah yang membuat gatal-gatal yang saya rasakan menjadi bukan gatal biasa. Asekkk…