Anak SMP Mesum


Rasa prihatin yang amat sangat merajai hati saya pagi ini. Karena istri saya memperlihatkan sebuah video lewat smartphone miliknya, sebuah video yang pasti akan membuat orang yang masih punya hati nurani dan moral mengurut dada. Di dalam video itu terlihat sepasang anak SMP (yang masih berpakaian seragam SMP, terlihat dari bagian bawahan yang mereka kenakan yang berwarna biru tua) sedang bercumbu. Mereka berciuman, dan tangan si cowok “bergerilya” (pasti kawan2 sudah paham maksudnya).

Parahnya, si cewek kelihatan senang-senang saja diperlakukan seperti itu. Dan parahnya lagi, aksi bejat itu disaksikan oleh kawan-kawan sekelas mereka, bahkan terlihat salah satunya berkerudung. Hal ini juga membuat saya geleng-geleng kepala. Saya melihat video itu dengan alis berkerut dan hati yang nelangsa. Saya berpikir, bagaimana perasaan orangtua dari anak-anak itu? Apa yang akan dirasakan hati mereka kalau melihat video yang memperlihatkan anak-anaknya sedang melakukan perbuatan bejat seperti itu? Kalau para orangtua itu masih punya hati nurani, pasti perasaan mereka akan hancur lebur. Masya Allah, astaghfirullah. Mungkin adalah kasus yang berhasil diungkap. Yang ada di bawah permukaan lebih mengerikan lagi.

Saya langsung ingat bahwa punya seorang anak perempuan yang manis, Maryam. Saya langsung sadar betapa bahaya besar sedang mengancamnya di luar sana. Bahaya besar yang bisa saja memangsa dirinya. Saya kuatir dan takut sekali, saya tidak rela dengan itu semua.

Di tengah-tengah dekadensi moral yang sangat akut saat ini, benteng terakhir untuk mempertahankan generasi kita agar tetap waras adalah keluarga. Hanya keluarga! Negara yang korup dan amburadul ini sudah tidak bisa diandalkan lagi untuk melindungi generasi dari kebejatan moral, sebab negara sendiri bejat moralnya. Masyarakat pun sudah tidak bisa diharapkan lagi, karena masyarakat yang ada saat ini bukanlah masyarakat yang dibangun dengan nilai-nilai luhur syariat Islam, melainkan masyarakat yang dibangun dengan semangat dan sistem liberalisme-sekular yang bebas dan menihilkan peran nurani dan agama. Masyarakat seperti ini hanya menghamba pada kenikmatan-kenikmatan jasadiah dan material. Kering dari nilai-nilai ruhaniah dan akhlak.

Sangat tinggi urgensinya untuk membentuk keluarga yang bukan hanya sakinah mawadah warahmah, tetapi juga ideologis dan Islami. Keluarga yang tunduk dan patuh pada nilai-nilai Islam, dan menjadikan Islam sebagai nafas di dalamnya. Menjadikan Islam sebagai satu-satunya asas dalam mendidik dan membangun karakter generasi. Menjadikan Alquran sebagai bacaan setiap hari, dan menjadikan nilai-nilainya sebagai cara bergaul dan berinteraksi. Keluarga adalah benteng terakhir, pertahanan terakhir, dari arus kebejatan moral di tengah-tengah masyarakat sekular yang sudah gila ini.

Ya Allah, mohon selamatkan anak-anak kami, keluarga kami, dan diri-diri kami, dari berbagai kemaksiatan di sekitar kami. Aamiin…!

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.