Oleh Sayf Muhammad Isa
Episode 1 – Menkheperreseneb
Peristiwa menghadapnya nabiyullah Musa dan Harun kepada Fir’aun adalah sebuah peristiwa besar dalam sejarah. Peristiwa ini disusul oleh pertemuran sihir yang amat sengit antara para penyihir Fir’aun dengan mukjizat Nabi Musa. Fase sejarah ini menjadi inspirasi bagi saya untuk menggarap serial “Heka” ini, dan serial ini pernah dimuat di Majalah Remaja Islam D’Rise. Inilah dia, fiksi-historis “Heka”. Selamat menikmati gejolak hikmahnya.[]
000
Bulan purnama melayang pada samudera hitam, di atas bumi Mesir yang subur dan makmur. Riak tenang Sungai Nil dibuai gelapnya malam, menebarkan kehidupan dan kesejahteraan kepada semua orang. Pada sisi lain, Sungai Nil itu adalah titik puncak kesombongan manusia, yang menyangka bahwa dia berkuasa atas segala sesuatu selama Nil mengalir di bawah kakinya.
Perahu-perahu orang Qibthi[1] tertambat di tepian-tepian sungai. Berayun pelan dan manja, kemudian menggandeng dayungnya agar tidak lepas dibuai aliran air. Ketika siang hari, Sungai Nil ramai oleh perahu-perahu itu, memperlihatkan semangat hidup dan kerja keras. Sayangnya, semua itu ditujukan untuk kekeliruan. Mereka menyembah tuhan lain, bukan Tuhan yang sejati. Angin pun berembus, bermain dengan hawa dingin, melenakan orang-orang pada ranjangnya.
Rumah-rumah sudah mulai gulita. Pelita-pelita telah dipadamkan untuk kenyamanan dan keamanan. Tinggallah obor-obor yang masih berkobar di tepi-tepi jalan rumah orang-orang Mesir yang berbentuk kubus-kubus dari tanah liat.