Manusia yang hidup di zaman modern ini dimanjakan dengan adanya internet dan media sosial. Orang-orang zaman dulu tidak pernah merasakan, dan bahkan mungkin terpikirkan pun tidak, bagaimana asyiknya berselancar di jagat maya dan saling menyapa di media sosial. Lihat saja, seakan-akan seluruh dunia sudah ada dalam genggaman tangan. Tinggal nyalakan smartphone, berbagai informasi terhampar di depan mata. Kita bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang tinggal di tempat-tempat yang jauh, berkirim suara, foto, video, dan apapun. Banyak berita dan kabar bisa kita dapatkan, baik yang akurat maupun hoax. Hanya bermodalkan sebuah akun, semua orang bisa mempublikasikan apapun, dari yang penting sampai yang remeh-temeh.
Category Archives: DRAFT
Tragedi Penyaliban
Tentunya kita sudah mengetahui bahwa menurut keyakinan orang Kristen, Isa Almasih ‘Alaihissalam (Yesus Kristus) diakui sebagai tuhan, dan merupakan salah satu figur dari tiga figur tuhan (Trinitas). Lebih lanjut, mereka pun meyakini, bahwa Isa Almasih diturunkan ke muka bumi ini untuk menebus dosa-dosa manusia dengan wafat di kayu salib.
Konsep keyakinan seperti ini tentunya memuat berbagai tanda tanya. Apakah benar teks-teks religius Kristen mendukung konsep teologis seperti ini? Ataukah teks-teks religius Kristen justru membantahnya? Sudah banyak cendekiawan Barat yang mengkaji tentang hal ini, dan ada pula cendekiawan Muslim dalam bidang Kristologi (misalnya, Dr. Zakir Naik) yang juga membeberkan tentang hal ini. Kawan-kawan bisa merujuk kepada hasil-hasil studi tersebut.
Kita sebagai Muslim tentunya sudah diajarkan oleh Allah ta’ala dan Rasul-Nya Shalallahu’alaihi wasallam, bahwa Isa Almasih ‘Alaihissalam adalah salah satu utusan Allah ta’ala yang luar biasa. Rasulullah Isa bukanlah tuhan, dan tidak pernah mengakui diri sebagai tuhan. Tetapi Paulus-lah yang telah mengutak-atik ajaran Isa Almasih dan kemudian menyesatkan umat manusia dengan berkata bahwa Rasulullah Isa adalah tuhan.
Yesus dan Iblis
Saya cukup menyukai tema-tema tentang agama Kristen. Saya berpikir bahwa ada banyak misteri di dalam agama itu, yang saking banyaknya misteri, yang muncul kemudian adalah ketidakjelasan, dan ketidakjelasan ini bahkan berkaitan pula dengan landasan dasar keimanannya. Semua hal ini, bagi orang yang objektif dan mau merenung, seharusnya membuat mereka mempertanyakan kembali tentang keimanan kristianinya.
Ada satu buku yang sangat menarik, yang saking menariknya, saya melahap buku itu sampai habis. Judul bukunya Holy Blood Holy Grail. Pada abad ke-20 yang silam, buku ini pernah menjadi fenomena, dan membuat kalangan pemuka agama Kristen kebakaran jenggot. Ketiga penulisnya: Henry Lincoln, Richard Leigh, dan Michael Baigent, setelah melakukan penelitian selama kira-kira 10 tahun, akhirnya membuat sebuah teori kontroversial: bahwa Yesus Kristus, figur yang paling diagungkan oleh dunia Kristen, sebenarnya punya istri dan punya anak. Istri Yesus, menurut mereka, adalah seorang wanita yang disebutkan namanya di dalam Bibel, seorang wanita yang pernah kesurupan setan, kemudian Yesus sendiri yang melakukan pengusiran setan atas wanita itu, namanya: Maria Magdalena.
Para cendekiawan Kristen sendiri menyatakan bahwa kitab Bibel sudah mengalami berkali-kali penambahan, penyesuaian, penyuntingan, penerjemahan, dan di dalamnya bertaburan kekeliruan, ketidakkonsistenan, kesalahan, dan kekaburan. Dan karena semua itulah, di dalam Bibel yang dipegang oleh orang Kristen jaman sekarang, nama Maria Magdalena identik sebagai pelakor eh pelacur!
Logika LGBT
Memang sangat aneh kaum LGBT itu. Kecenderungan mereka untuk menyukai sesama jenis (secara seksual) memang tidaklah masuk akal. Bagaimana mungkin ada orang yang ‘mencintai’ sesama jenisnya dan meninggalkan lawan jenisnya? Ini benar-benar di luar logika. Tetapi seperti itulah yang terjadi saat ini, kaum Nabi Luth yang sekarang bertransformasi menjadi kaum LGBT wara-wiri meminta pengakuan dan legitimasi. Dengan menggunakan Hak Asasi Manusia dan wacana kebebasan sebagai senjata ampuh, mereka menuntut agar tingkah laku mereka yang abnormal itu dimaklumi.
Orang-orang yang sekian lama terkenal sebagai pembela HAM dan liberalisme pun bersuara mendukung LGBT. Padahal tindakan ini malah makin menunjukkan kedangkalan intelektualitas mereka. Ulil Abshar Abdala, seorang tokoh JIL yang amat terkenal, berkicau tentang LGBT di akun twitternya @ulil, semuanya bernada dukungan.
Tilawah Abdullah bin Mas’ud
Amal terbaik, yang nantinya akan diterima Allah Subhanahu wata’ala, tentunya harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam. Sebab apapun yang ditunjukkan oleh Rasulullah, pada hakikatnya adalah apa yang diperintahkan Allah Subhanahu wata’ala. Mana yang baik menurut pandangan Allah, adalah apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Cukup sederhana, sebenarnya.
Banyak orang yang mengira telah melakukan perbuatan baik, padahal Allah belum tentu memandangnya baik pula. Semuanya mesti dikembalikan pada apa yang diajarkan Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam kepada kita. Apa yang terjadi pada Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu akan menjadi contoh menarik tentang hal ini.
Dajjal Zaman Kita
Orang waras dan normal, pasti akan mengakui bahwa keadaan negeri ini porak-poranda. Segala sistem nilai sudah dijungkirbalik oleh banyak kekuatan kapital. Yang benar menjadi salah, yang salah ‘terlihat’ benar. Buktinya sudah banyak, yang paling nyata adalah, bagaimana mungkin seorang terdakwa bisa tetap melenggang dan melaksanakan segala sesuatu sekehendak hatinya?! Segala tuntutan dan aksi umat Islam yang jutaan banyaknya, dianggap angin lalu. Seluruh fenomena memperlihatkan, bahwa Ahok adalah manusia sakti mandraguna. Dia sendirian, sanggup mengacaukan satu negara (di balik layar bekingnya banyak).
Di media sosial, saya pernah membaca sebuah tulisan yang cukup menggelitik. Tulisan singkat berupa status itu, membandingkan Ahok dengan Dajjal, sang fitnah besar di akhir zaman. Tipu daya Ahok sebenarnya tidak seberapa, jika dibandingkan dengan fitnah Dajjal, namun ternyata banyak orang yang sudah terjebak di dalamnya. Orang Islam pun tidak ketinggalan, banyak yang telah ditipu. Hanya karena uang, jabatan, fasilitas, dan hal-hal duniawi lainnya, banyak orang Islam yang membela Ahok mati-matian. Padahal alat yang digunakan untuk menipu baru sekadar uang, jabatan, fasilitas, dan yang semacamnya. Bagaimana lagi kalau sudah Dajjal yang muncul?
Takut Neraka
Kadar keimanan setiap orang tentunya berbeda-beda. Maksud ‘kadar keimanan berbede-beda’ di sini bukan berarti ada orang yang percaya penuh kepada Allah Swt. dan yang lainnya percaya setengah-setengah saja, bukan begitu maksudnya. Tetapi maksudnya adalah, boleh jadi, semua orang yang mengaku beriman itu meyakini secara penuh bahwa Allah itu Tuhan seru sekalian alam; mereka juga percaya keberadaan para malaikat; kitab-kitabNya; rasul-rasulNya; hari kiamat; dan qadha serta qadar itu datangnya dari Allah Swt., tetapi yang berbeda-beda itu adalah, seberapa besar seseorang sanggup untuk membuat keimanannya tadi berpengaruh dalam setiap aspek kehidupannya! Seberapa besar seseorang sanggup membuat keimanannya kepada hal-hal yang gaib tadi sebagai kendali dalam hidupnya. Pada titik inilah perbedaannya.
Kalau kita berlabuh sejenak pada kisah-kisah para salafus shalih dari generasi terbaik umat ini, kita akan melihat bahwa keimanan mereka kepada hal-hal yang gaib tadi telah sedemikian besarnya, hingga pada titik di mana keimanan itu menciptakan visualisasi di hadapan mereka. Kita mengimani hal-hal gaib yang sama dengan yang diimani oleh para salafus shalih itu, sayangnya, keimanan kita seolah tidak sanggup menggerakkan kita. Keimanan kita seolah tidak menghadirkan visualisasi apa-apa. Mari kita bandingkan!
Keturunan Gadis Penjual Susu
Kita pasti udah tau banget bahwa Khulafaur Rasyidin ada empat orang: Abu Bakar; Umar; Utsman; dan Ali, radhiallahu’anhum. Tetapi ternyata ada orang seorang khalifah yang juga dinobatkan oleh para sejawaran sebagai Khulafaur Rasyidin kelima. Ia adalah Umar bin Abdul Aziz.
Umar bin Abdul Aziz adalah seorang Khalifah kaum Muslimin dari Bani Umayyah. Karena keadilan dan sikapnya yang zuhud, ia berhasil meratakan kesejahteraan di tengah-tengah masa kepemimpinannya yang nggak lama. Ia berhasil membuat umat Islam di Afrika nggak ada yang mau menerima harta zakat karena mereka semua merasa udah sejahtera. Kalo dibanding jaman sekarang, jauuuh banget! Ia juga sangat tegas dalam melaksanakan syariat Islam dan sangat menjaga dirinya dari tindakan menzhalimi rakyat. Kita akan menelusuri bahwa Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang adil, adalah juga keturunan dari seorang pemimpin yang adil, Umar bin Khaththab.
Tidak Pernah Solat, Tapi Masuk Surga (Part 2)
Kisah orang yang tidak pernah solat tetapi masuk surga belum berakhir. Kisah ini kembali menunjukkan kepada kita betapa Allah Maha Penyayang. Dia akan selalu menghargai amal dan keimanan seorang hamba dan akan mengganjarnya dengan pahala yang banyak tiada tara.
Nasib baik ini terjadi pada diri seorang budak berkulit hitam, yang pekerjaannya adalah menggembalakan kambing-kambing majikannya. Budak hitam ini tinggal di Khaibar, dan nasib baik ini menghampirinya ketika Rasulullah Saw. dan pasukan Islam hendak menaklukkan benteng-benteng Yahudi Khaibar.
Saat itu sang budak sedang menggembalakan kambing-kambing majikannya. Kemudian dia melihat para penduduk Yahudi Khaibar terlihat tergesa-gesa dan berlarian mengambil berbagai senjata. Ada yang membawa pedang, menyambar tombak, dan terburu-buru menyiapkan pelana kuda-kuda mereka. Sang budak keheranan menyaksikan apa yang sedang terjadi.
Continue reading Tidak Pernah Solat, Tapi Masuk Surga (Part 2)
Tidak Pernah Solat, Tapi Masuk Surga
Terkadang bagaimana imaji keseluruhan hidup kita dinilai dari bagaimana keadaan akhirnya. Ini bukanlah wujud dari ketidakadilan, tetapi justru menunjukkan betapa Allah Swt. amat menyayangi makhluk-Nya yang bernama manusia. Allah pasti akan selalu mengganjar perbuatan baik manusia, walaupun mungkin perbuatan itu dipandang kecil atau sedikit. Bahkan, selalu, Allah mengganjarnya dengan berlipat-lipat ganda.
Hal ini terjadi pada seorang kesatria Islam yang dalam sejarah disebut Ushairim. Namanya adalah Amru bin Tsabit bin Waqsy, dan awalnya dia adalah seorang kafir yang menentang risalah Islam. Abu Hurairah Ra. meriwayatkan kisahnya.
Suatu kali, Amru datang ke Madinah ketika Rasulullah Saw., para sahabat, dan pasukan Islam sedang berada di Uhud, menghadapi gempuran pasukan kafir Quraisy. Dia bertanya kepada orang-orang, di mana Sa’ad bin Mu’adz. Orang-orang pun menjawab bahwa Sa’ad pergi ke Uhud. Dia bertanya lagi tentang di mana keluarga saudaranya, orang-orang menjawab sedang pergi ke Uhud. Dia pun bertanya tentang di manakah kaumnya, Bani Abdil Asyhal, orang-orang pun menjawab bahwa semuanya sedang pergi ke Uhud, berperang bersama Rasulullah Saw. Kemudian orang-orang mengajak Amru untuk memeluk Islam, dan dia pun memeluk Islam.