The Chronicles of Draculesti [The Battle]

[sebuah cuplikan]

Deg… deg… deg… jantung Bayazid berdegup kencang ketika ia menatap pemandangan yang terhampar di hadapan. Matanya membelalak, jiwanya disiksa kekhawatiran. Langkah kudanya terhenti. Syekh Hassan yang ada di sebelahnya ikut terpaku, ia tak percaya penglihatannya. Barisan prajurit Khilafah Utsmaniyah berbaris memanjang di kanan-kiri dan di belakang Bayazid, bertanya-tanya.

Mereka menyaksikan bekas-bekas medan perang di hadapan mereka. Jasad-jasad tentara Islam bergelimpangan tak menentu, tombak dan pedang tertancap di tanah dan mayat-mayat. Padang rumput di hadapan kota Oryahovo telah basah oleh darah.

Bayazid menatap jembatan besar Oryahovo di depan, mayat-mayat pun bertumpuk-tumpuk di sana. Wajah Bayazid tegang, alisnya melengkung, dahinya berkerut, bibirnya keras. Selama beberapa saat ia terpaku begitu saja di atas punggung kudanya, tak bicara apa-apa.

Syekh Hassan menoleh kepada Bayazid, ia menatap Bayazid penuh makna. Ia menunggu perintah pemimpinnya. Namun Bayazid seolah-olah membatu.

“Sultan?” Panggil Syekh Hassan.

Bayazid diam saja.

“Sultan?”

Tetap bergeming. Tapi tiba-tiba mata Bayazid berkaca-kaca, bibirnya gemetar, ia mulai terisak. Pandangannya telah berbaur, sebab air suci telah menggumpal-gumpal di kelopak matanya. Air itu menetes, mengalir di pipinya, jatuh ke janggutnya. Bayazid menangis tersedu-sedu di atas kudanya. Dia menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya.

“Allahh… Allahu Robbi…” Isaknya lirih.

“Sultan??” Syekh Hassan terharu.

Bayazid membuka kembali wajahnya, matanya nanar. Pandangannya menyapu mayat-mayat rakyatnya yang bertumpuk-tumpuk.

“Astagfirullahal’azim,” bisiknya.

“Sultan?” Syekh Hassan tak kuasa berkata apa-apa.

Bayazid terus menangis. Sedetik kemudian banyak tentara Islam telah menangis dalam lara. Hingga suara tangis seolah-olah meledak.

“Bagaimana, Syekh??” Bayazid terus terisak. “Bagaimana aku bertanggung jawab akan semua ini kepada Allah?? Bagaimana??”

Tangisan Bayazid meledak lagi. Dia tutup wajahnya dengan kedua belah telapak tangannya. Bahunya naik-turun, terguncang-guncang seirama jantungnya yang lara. Ada satu kata yang membuatnya ngeri setengah mati, tanggung jawab.

“Astagfirullah, shollu ‘ala Rosulillah,” mata Syekh Hassan berkaca-kaca.

“Apa yang mesti kukatakan kepada Allah? Aku tak mampu melindungi rakyatku sendiri.” Bayazid merenggut dadanya, wajahnya menunduk penuh penyesalan. “Aku harus bilang apa kepada Allah??”

“Sabarlah, wahai Sultan, ini semua bukan salahmu, kau sudah kerahkan semua kemampuanmu demi melindungi rakyatmu. Allah maha melihat, maha mendengar, Dia tahu engkau telah berjuang sedemikian keras demi agama, demi membela rakyatmu juga,” kini air mata Syekh Hassan telah tumpah.

“Astagfirullah,” ratap Bayazid.

“Kita mesti mengejar pasukan salib demi melindungi kaum muslim,” kata Syekh Hassan, “kita mesti menghancurkan mereka agar mereka tak berbuat kerusakan lagi. Sabarlah, Sultan, Allah meridhoi dan merahmatimu, sebab kau selalu berjuang untuk Islam dan membela rakyatmu.”

Bayazid menyeka air mata dengan jemarinya. Pandangan matanya menjadi lebih jelas, dan jiwanya lebih kokoh. Ia menatap ke depan, memandang tentara Islam dan kaum muslim yang telah syahid membela agama. Hatinya menaikkan doa kepada Allah. Mulutnya membisikkan zikir.

“Kita akan mengejar pasukan salib, tapi kita tidak boleh meninggalkan Oryahovo dalam keadaan seperti ini.” Kata Bayazid.

Syekh Hassan dan prajurit muslim memperhatikan kata-kata pemimpin kaum muslim itu. Bayazid melanjutkan.

“Pasukan Sipahi masuk terus ke Oryahovo, hancurkan garnisun tentara salib di sana, kalau memang mereka meninggalkan garnisun di sana. Pasukan Jannissari kutugasi menguburkan saudara-saudara kita yang syahid mulai dari yang di depan kita ini. Syekh, kau pimpin Jannissari, aku akan tangani Sipahi.”

“Siap, Sultan,” sahut  Syekh Hassan.

Begitu perintah keluar, para prajurit serentak melaksanakannya. Bayazid melarikan kudanya memasuki Oryahovo diiringi derap kaki kuda tentara Sipahi. Sementara Syekh Hassan melambaikan tangannya meneruskan perintah sultan kepada tentara Jannissari.

Sepanjang perjalanan memasuki Oryahovo, Bayazid terus menggumamkan istigfar. Ia lihat pasukan salib bukan cuma membunuh tentara, tapi juga perempuan dan anak-anak. Garnisun tentara salib segera dihancurkan dengan mudah, mereka semua tewas, tak ada yang bersisa.

Bayazid terus beristigfar, matanya menatap sayu ke dalam masjid yang di dalamnya telah penuh dengan mayat wanita dan anak-anak. Darah mengering bergelimang di mana-mana, potongan-potongan tubuh berserakan. Di atas punggung kudanya lagi-lagi Bayazid terpaku.

Tiba-tiba Bayazid terlonjak dari lamunannya, seorang prajurit berkuda datang menghampirinya, melapor.

“Sebaiknya Sultan melihat ini.”

Tanpa bicara, Bayazid memacu kudanya mengikuti anak buahnya itu. Berdua mereka bergegas menuju ke tengah kota Oryahovo. Dan pemandangan di sana kembali membuat mata Bayazid berkaca-kaca.

Di sana, Bayazid menatap Dogan Bey yang telah disalib. Tangannya terentang dipaku ke kayu salib. Kepalanya terkulai lemah ke dadanya, wajahnya lebam-lebam dengan darah yang telah mengering, pakaiannya compang-camping, matanya tertutup rapat. Bayazid menggumamkan zikir lirih.

“Cepat turunkan dia,” perintahnya.

Para prajurit dengan cepat menurunkan Dogan Bey. Mencabut paku di tangannya, menerka-nerka apakah Dogan Bey masih hidup atau sudah mati. Dogan Bey terbaring di tanah berumput, tak bergerak sedikit pun. Para prajurit mengelilinginya, namun para komandan regu mengomando kerumunan itu agar tidak terlalu rapat, sebab Dogan Bey –kalau memang benar dia masih hidup-  akan membutuhkan udara segar.

Bayazid terus menatap Dogan Bey. Ia buru-buru turun dari kudanya. Pandangan matanya tak mau lepas dari tubuh bawahannya yang terbaring di rumput itu. Dia berlutut di sisi Dogan Bey, hatinya tenggelam di lautan duka yang dalam. Dengan cepat dia sentuh pembuluh nadi di leher Dogan Bey, keheningan menjalar beberapa detik, wajah Bayazid berubah cerah.

“Dogan masih hidup, tim medis,” Bayazid tegak dengan antusias.

Beberapa detik kemudian tim medis militer Khilafah Utsmaniyah membawa tandu dan menaikkan tubuh Dogan Bey ke atasnya, ia dibawa ke sebuah tenda. Bayazid meneruskan pengawasannya atas anak buahnya.

Matahari naik sepenggalahan. Para prajurit Khilafah berlalu lalang melaksanakan tugasnya di Oryahovo. Mereka menggali kubur, menggotong mayat, dan terus bersiaga. Bayazid mengomando semua dari atas kudanya yang gagah.

Tiba-tiba seorang prajurit berlari ke arahnya dengan tergesa-gesa. Napasnya terengah-engah.

“Sultan, Dogan Bey sudah sadar.”

“Benarkah?” Bayazid tak percaya.

“Benar, Sultan.”

Bayazid bergegas menuju tenda tim medis, kaki kudanya berketoplak saat ia melaju cepat. Ia melompat turun dari kudanya dan melangkah masuk, menyibak tirai tenda yang menjadi pintunya.

Di dalam tenda tak ada pasien lain, hanya ada Dogan Bey, prajurit salib memang telah membunuh semua orang di Oryahovo.

Air muka Bayazid keruh! Ia melihat Dogan Bey merintih memanggil-manggilnya. Alisnya mengerut, langkahnya goyah. Ia berjalan mendekati pembaringan Dogan Bey. Tim medis berdiri di sisi ranjang Dogan Bey.

“Sultan… sultan… di mana sultan.?? Mana sultan Bayazid??” Ratap Dogan Bey lemah.

Bayazid tiba di tepi ranjang Dogan Bey, tak kuasa ia menatap bawahannya yang setia pada agamanya itu. Bebatan kain telah melingkar di telapak tangan Dogan Bey, tak ketinggalan bebatan kain itu telah melingkar pula di kepalanya. Luka-lukanya telah dibersihkan, namun masih meninggalkan warna merah di perbannya.

“Sul… tan, sultan Baya… zid,” ratapnya lagi, matanya menutup, tiap kali ia bicara wajahya mengernyit menahan sakit.

“Kami sudah berusaha untuk memintanya berhenti bicara, Sultan,” kata salah seorang anggota tim medis, “tapi Dogan Bey terus berusaha memanggil Sultan.”

Bayazid menyentuh bahu Dogan Bey, lembut dan sabar. “Aku di sini, Dogan, aku di sini, jangan khawatir.”

“Sultan…” Dogan Bey berusaha membuka matanya, berusaha menolehkan wajahnya kepada Sultan.

“Aku di sini, Dogan,” Bayazid mencondongkan tubuhnya kepada Dogan Bey.

Mata Dogan Bey yang merah dan nanar menatap wajah Bayazid, tiba-tiba senyum merekah di wajahnya yang biru lebam. Sebuah senyum yang perih, namun ikhlas.

“Alh… hamdu… lillahhh,” suara Dogan Bey lirih dan tenang. Seolah-olah penantiannya terbayarkan dengan hadirnya Bayazid.

Senyum mengembang di wajah Bayazid, namun bibirnya gemetar. Matanya berkaca-kaca, dan air mata lagi-lagi tumpah di pipinya. “Jangan bicara lagi, istirahatlah, kau aman sekarang.”

Napas Dogan Bey pendek-pendek, dadanya naik turun pelan. Namun senyum itu tak mau pergi dari bibirnya. Pandangan matanya tak mau lepas dari wajah Sultan. Ia mengedip dan mengangguk, memberi isyarat agar Bayazid mendekatkan telinganya, sebab ia sudah tak kuat lagi mengeluarkan suaranya.

“Sult… tan, lindu… ngi muslim di… Nikop… polis. Nikopo… lis,” Dogan Bey berbisik parau. “Nikopolis…”

Embusan napas menerpa telinga Bayazid, napas Dogan Bey yang terakhir. Perlahan Bayazid tegak di sisi Dogan Bey. Pemimpin orang-orang beriman itu menangis, matanya yang berair ditentang senyum ikhlas yang kini membeku di wajah kaku Dogan Bey. Dia seorang pemimpin besar, yang selalu menangis. Dan mujahid itu sudah pergi, rohnya terbang ke dalam pelukan Tuhan. Bumi dan makhluk hanya bisa mengenang.

Zuhur telah melayang pergi. Bayazid telah siap di atas punggung kudanya. Syekh Hassan menyertainya. Para komandan perang Khilafah Utsmaniyah mengelilingi Bayazid. Angkatan perang kaum muslim telah siap di Oryahovo setelah mereka selesai melaksanakan tugas mereka menguburkan jenazah di kota itu. Semua jasad telah mereka kebumikan, bukan hanya muslim, jasad pasukan salib pun mereka kuburkan dengan baik.

Bayazid menatap tajam para komandan perangnya dengan mata yang kemerahan, sejak pagi ia selalu menangis. Pedangnya kokoh menggelantung di pinggang kirinya.

“Kita akan ke Nikopolis, mengejar pasukan salib, kita harus menghancurkan mereka, sebab telah banyak kerusakan yang mereka perbuat. Semoga Allah merahmati kita, kezaliman mesti kita hancurkan, kitalah umat terbaik, selama kita pegang Islam dengan teguh.”

Bayazid diam sejenak, ia terkenang Dogan Bey, terkenang kaum muslim yang syahid di Oryahovo demi mempertahankan agamanya dan penerapan Islam. Matanya berkaca-kaca lagi. Ia menarik napas dalam-dalam, dicabutnya pedangnya, ditusukkannya ke langit, ia meraung.

“ALLAAAAAAAHU AKBAR.”

Takbir mengguntur keluar dari mulut ribuan prajurit muslim. Mereka semua bergerak cepat menuju Nikopolis. Penjajahan mesti dihancurkan. Dan betapa indah ketika jauh ratusan tahun yang lalu, Rasulullah bersabda, bahwa Khalifah adalah perisai, tempat umat berlindung di belakangnya. Allah mendelegasikan amanah kepada Khalifah untuk melindungi orang-orang beriman dari segala mara bahaya. (Rasulullah bersabda, “Imam adalah perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya, dan berlindung dengannya.” Namun kini perisai itu tak ada, dan setiap hari nyawa umat melayang sia-sia).

Sekedar Komentar Untuk SABIL

sabil mizan
Cover persiapan untuk SABIL

Tulisan ini adalah komentar dari seorang kawan dari Ambon, setelah ia membaca cuplikan naskah Sabil.

CUAP- CUAP SEBELUM BLAK2AN SEDERHANA.

-BLANK-, nggak ngerti, hanya senyam-senyum sendirian, saat nge-dengerin hikariku BTW panjang lebar. SABIL???

“Apa pula cerita ni??”

“Andrea Hirata versi Ideologis kah??”

Tiba2 tak tau kenapa linknya kesana [novelis sang pemimpi]. Karena yang dibicaraiin tentang aceh, seketika si Belitung pun kembali mewarnai imajinasi beberapa detik di benakku.

-SEGERA-, kalo udah btw in the bus way tentang novel, mupeng baca tak bisa dielak, perjuangan men-dowload tuh file sampe kaki di kepala, kepala di kaki [mulai lebay] juga ng-dukung si mupeng, karena sinyal yang error-error nggak karauan di ujung timur negeri neh mulai menantang dan menertawai keingintahuanku.

Alamak… hal baru dalam sejarahku, ng-baca novel di layar datar, nggak kebayang dengan kondisi mati lampu yang udah menjadi tradisi akhir2 ini. Bisa2 si mupeng menangis tersedu-sedu karena harus pause tiap 3 sampe 4 jam sekali.

-BEHIND THE SCENE-, hmmm.. sebuah prolog yang sangat indah, dan sempet ng-buat kedua indera penglihatan nie sembab, perasaan jadi campur aduk dan semakin tepar ku di tampar dengan system yang memang menjadi dalang penjajahan kehidupan dalam tekanan distorsi masif yang sengaja diciptakan.

-MOTIVASI AWAL-,Saya mikir, saya hanya mau menulis, saya hanya akan hidup dengan menulis, saya akan menulis sampe saya nggak bisa menulis lagi. Terus menulis. Mungkin saat itulah saya bener2 nggak peduli sama apapun, termasuk hidup dan masa depan saya sendiri, saya Cuma mau menulis.” Teringat status dalam dunia fb nya siape yak…?? J.

Ungkapan sederhana yang langsung mencabik setiap jiwa penulis dimanapun mereka berada. Ungkapan sederhana yang langsung ng-buat si mupeng pengen meyelam ke dasar –SABIL-, sebuah gift cantik dari seorang D’RISER. Hmmm… Ungkapan sederhana yang memang tlah mampu membangkitkan setiap hati.

SEKEDAR BLAK2AN DARI ‘SECRET ADMIRER’.

Bukan sebuah resensi resmi, bukan pula artikel pembaca untuk penulis,, tapi yah emang sebuah blak-blakan, dari ‘secret admirer’ (cielahhh).

Wajah baru kembali hadir,,  magnetik sunrise -SABIL- tak sadar mmbawa ku kembali menikmati “per-film-an” dunia imajinasi tempo doeloe. J

Sempat terperanjat dalam dunia -212- saat deskripsi awal novel nie. (wiro sableng…begitulah kira2. Peace pak’. hehehe)

“PER-FILM-AN” dunia imajinasi…[ini yg gw rasa beda],, dialog aktif yang tak pernah luput dari tiap fakroh nie kisah. Seakan disodorin script pilem yang dibungkus dalam sejarah masa lalu. Dan ku jadi actornye. J

Tokoh2 protagonis tlah berhasil mencuri hatiku dengan air mata. Salah satunya, “Cut Nyak Din”, akankah ku tegar sepertimu…??? T_T (Idola special yang ku temukan di akhir cerita ini [perasaan wanita mendominasi juga kali yak?]).

Semoga semua yang menamakan diri mereka pejuang, menemukan ibroh yang terselip hangat dalam perang sabil, “pena berdarah” dari si penulis.

Yahhh.. pengen ku teriakan :

“Sebuah fatamorgana kehidupan kembali… dia kembali .. kembali dari lamunan mimpi panjang, menyadarkan setiap jiwa “PEMALAS” menjadi “REVOLUSIONER” sejati.

K’KUATAN SPRITUAL TANPA BATAS memang takkan pernah sirna & tak mungkin musnah.

Dan -SABIL- telah kembali membuktikn awal sampe akhir dengan secercah ceritenye dari negri ujung barat bantaran seribu pulau nie. JANJI ALLAH ITU PASTI bukan dengan jalan kompromi tapi perjuangan hakiki dari para revolusioner sejati…!!!

Jangan kau sedih kawan,, wanita2 tangguh dan para pejuang kesepian,, surga Allah menanti kalian.”

WAJIB DIBACA….!!!

“Semua orang pasti akan merasakan nyawanya hilang, sekali saja, dan mereka ingin hilangnya nyawa mereka menjadi penuh makna. Setiap orang dianugerahi hidup, mereka ingin hidup mereka berharga. Bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk semua.”

Afwan wa jazzakallah ya pak’. J

Pocong on Porn Site

pocong
Ini dia Pocong in action

Sekarang pocong lagi mbolak-mbalik halaman2 di kitab Injil nih. Gelo, si pocong mau maen2 yeuh??!! Sama kitab Al Quran ajah belon becus, eh udah mau buka kitab Injil. Ntar mbelot jadi Kristen baru nyaho’ siah!! Tenang, tenang, kawan2 nggak usah kuatir. Dengan mbolak-mbalik Injil doang ajah belon bakal bikin pocong murtad jadi Kristen, dan berkhianat dari Islam. Karena walaupun belon becus sama Quran, pocong ngerti bener kebenaran Islam, dan kesalahan serta kebatilan agama2 selain Islam. Justru pocong nyengir lebar pas mbaca Injil. Kok ada, gitu ya, kitab “suci” (pocong kasih tanda kutip sengaja, karena sebenernya dipertanyakan status kesucian Injil. Karena banyak pihak yang menyatakan bahwa Injil itu udah “diperkosa” orang) kaya’ Injil yang ternyata banyak memuat konten porno, dan akan berpotensi merangsang birahi orang2 yang membacanya. Jadi bukan hanya Playboy atau FHM ajah yang memuat kepornoan, ternyata Injil juga ada pornonya.

Pocong nemuin beberapa artikel dari jagad maya yang memuat ulasan seputar ayat2 yang berkonten porno di dalam Injil (kitab suci orang Kristen ini biasa disebut “Gospel” atau “Bible”, orang2 Islam mengenalnya dengan “Injil”). Ternyata beberapa isi Injil adalah kisah2 porno murahan. Tapi pocong nggak langsung percaya sama artikel2 itu. Makanya pocong pengen mencoba untuk mencari tahu soal ayat2 yg porno itu langsung dari Injilnya. Pocong pengen mbaca langsung dari sumbernya, biar nggak cuman isu doang. Jreng…jreng, pocong akan mengungkap kebenaran ini (heroik gitu?). Sayangnya pocong nggak punya Injil tuh. Pocong punyanya cuman kitab samawi yang terakhir dan paling otentik yaitu Al Quran. Pocong mau beli, tapi pocong nggak punya duit. Tau sendiri kan pocong lebih sering boke’ daripada tajir. Tapi alhamdulillah karena keinginan pocong yang menggebu-gebu utk itu, ternyata Allah memberikan jalan melalui seorang kru D’RISE yang ternyata memiliki kitab Injil, yang judulnya: Alkitab, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, yang diterbitin di Jakarta tahun 2001. Maka pocong langsung cumi (cuma minjem) sama kawan pocong yg baik hati itu. Akhirnya pocong bisa langsung mbolak-mbalik halaman2nya. Ok Straight to the journey!

Dengan panduan kutipan2 ayat yang pocong dapet dari jagad maya itu, pocong akhirnya bisa menemukan ayat2 Injil berkonten porno dengan mudah. Beberapa diantaranya menceritakan tentang tante2 girang yang kesepian. Beneran tuh? Ya iyalah. Nih pocong langsung kutipin dari Injil, dari kitab Amsal, pasal 7 (di Injil selain ayat ternyata isinya di-bagi2 lagi menjadi pasal2), ayat 6 sampe 22. “6. Karena ketika suatu waktu aku me-lihat2, dari kisi2ku, dari jendela rumahku, 7. kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak2 muda seorang teruna yang tidak berakal budi, 8. yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu, 9. pada waktu senja, pada petang hari, di malam yang gelap. 10. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik; 11. cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah, 12. sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. 13. Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya: 14. “Aku mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu. 15. Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau, dan sekarang kudapatkan engkau. 16. Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir. 17. Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis. 18. Marilah kita memuaskan birahi hingga pagi hari, dan ber-sama2 menikmati asmara. 19. Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, 20. sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama.” 21. Ia merayu orang muda itu dengan ber-bagai2 bujukan, dengan kelicikan bibir dia menggodanya. 22. Maka tiba2 orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum,.

Gelo nggak tuh? Belon puas? Pocong tambahin nih. Kali ini kisah tentang kakak beradik yang bernama Ohola dan Oholiba. Ini mah bener2 bikin pocong geleng2. Kok ya ada lho yang kaya’ beginian di dalam sesuatu yang namanya kitab suci. Ini sengaja ya nggak pocong sensor biar kita bener2 nyaho’ bahwa yang paling oke tuh emang cuman Quran. Di dalam Injil kitab Yehezkiel pasal 23, ayat 1 sampe 22, inilah cerita tentang dua bersaudara itu. “1. Datanglah firman tuhan kepadaku: 2. “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu. 3. Mereka bersundal (maksudnya melacur) di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya di-jamah2 dan dada keperawanannya di-pegang2 (amat sangat gokil banget). 4. Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak2 lelaki dan perempuan. Mengenai nama2 mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerussalem. 5. Dan Ohola Berzina, sedang ia Aku punya. Ia sangat birahi kepada kekasih2nya, kepada orang Asyur, pahlawan2 perang, 6. berpakaian kain ungu tua, bupati2 dan penguasa2, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda. 7. Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia birahi dan dengan berhala2nya. 8. Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya semenjak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka me-megang2 dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya. 9. Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih2nya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia birahi. 10. Mereka menyingkapkan auratnya, anak2nya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya. 11. Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih birahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. 12. Ia birahi kepada orang Asyur, kepada bupati2 dan penguasa2nya, kepada pahlawan2 perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng. 13. Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama. 14. Bahkan, ia menambah persundalannya lagi; ia melihat laki2 yang terukir pada dinding, gambar orang2 Kasdim, diukir dalam warna linggam, 15. pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang menjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka. 16. segera sesudah kelihatan oleh matanya ia birahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim. 17. Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka; ia meronta dari mereka. 18. Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang2an dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik daripadanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya. 19. Ia melakukan lagi lebih banyak persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. 20. Ia birahi kepada kawan2nya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. 21. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir me-megang2 dadamu dan men-jamah2 susu kegadisanmu. 22. Oleh sebab itu hai Oholiba, beginilah firman tuhan allah, memang engkau sudah menjauhkan dirimu dari kekasih2mu, tetapi sungguh, Aku akan menyuruh mereka bergerak melawan engkau; Aku akan membawa mereka melawan engkau dari sekitarmu;.

Capek, sebel.! Yang ngetik ni Injil ga’ geleng2 apa? Pocong aja nyengir dan geleng2 pas lagi ngetik tulisan ini. Kok ya ada gitu, yang kaya’ begini??!! Belum puas juga? Nih pocong kasih lagi deh. Tapi janji abis ini harus udah puas. Ntar kamu2 puas pocong malah lemas! Ayat2 porno yang lain ada di Injil kitab Kidung Agung. Kitab Kidung Agung ini berisi sajak dan rayuan dari seorang laki2 kepada seorang perempuan. Yang rada gokil salah satunya ada di pasal 7, ayat 6 sampe 8: 6. Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi. 7. Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya. 8. Kataku: Kiranya aku ingin memanjat pohon kurma itu dan memegang gugusan2nya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel”. Masih banyak lagi ayat2 Injil yang serupa tapi tak sama. Maksudnya serupa konten pornonya, tapi tak sama isinya. Kawan2 cari sendiri ajah deh.!

Beberapa waktu yang lalu, seorang kiyay yang terkenal selalu menghembuskan isu dan kontroversi mengatakan bahwa kitab yang terporno di dunia itu adalah kitab Al Quran. Hal itu dia bilang saat sedang diwawancarai oleh situs Jaringan Islam Liberal.Katanya Quran itu memuat sebuah ayat yang menceritakan tentang penyusuan anak. Nah kata kiyay itu, menyusui itu kan pasti ngeluarin payudara (si kiyay bilangnya tete’, tu kiyay emang gokil berat) apalagi namanya kalo bukan porno. Coba aja cari di injil nggak ada yang kaya’ begitu, katanya (kemudian si kiyay cengar-cengir sambil renyah-renyoh).

Pocong bener2 nggak nyangka ternyata pernyataan murahan itu keluar dari mulut seseorang yang diklaim sebagai kiyay. Apakah benar ayat di Quran itu porno seperti yang dibilang si kiyay gokil itu? Porno itu pasti akan selalu menjadikan aktifitas seksual, dan berbagai organ seksual (sex appeal) manusia, sebagai titik fokus pembicaraan. Sementara apa yang tercantum di dalam Quran tentang ayat itu tidak membicarakan payudara itu sendiri (sebagai sebuah sex appeal) sebagai fokus pembicaraan. Yang dibicarakan di Quran itu bukan mengeluarkan payudaranya itu sendiri, tapi aktivitas menyusui anak untuk merawat kesehatan dan kelangsungan kehidupan umat manusia. Mengeluarkan payudara jadi fokus pembicaraan itu mah hanya akal2an si kiyay gokil ajah, jadi yang porno itu otaknya si kiyay gokil, bukan Quran. Pocong aja yang ga becus ma Quran ngerti masalah begituan, kalo ada kiyay yang masalah begituan ajah nggak ngerti berarti tu kiyay………..(pikir aja sendiri dah).

Back to Injil, jadi sebenernya cuman orang o’on aja yang masih mau percaya sama Injil. Oke. (djenderal 4arwah)

Dux Bellorum

Khalid
Ksatria Islam

Kalau di Inggris Raya zaman Dark Ages (abad kegelapan) ada seorang pemimpin perang brillian bernama Arthur, maka di tanah Arab juga pernah hidup seorang pemimpin perang terhebat sepanjang masa dan sepanjang sejarah umat manusia. Nama jenderal besar itu: Khalid ibn al-Walid. Dahulu kala, Nabi pernah mengatakan bahwa Islam akan menaklukkan kekaisaran Romawi dan Persia. Dan di tangan Khalid-lah cita2 itu dieksekusi, dan diwujudkan.

Ada semacam rasa kebanggaan yg aneh yg memuncak sampai ke ubun2 saat D’RISE menulis cerita ini. Sebuah pride yg sangat besar karena panglima perang yg hebat itu adalah seorang muslim, sama seperti D’RISE. Kaum muslimin menggelari Khalid sebagai Sayfullah al-Maslul (Pedang Allah yg terhunus). Dia dicatat sejarah sebagai ahli militer yg memimpin pasukan kaum muslimin di lebih dari 100 pertempuran dan tak pernah terkalahkan. Lawan2nya adalah pasukan2 dari negara2 adidaya saat itu seperti kekaisaran Persia Sassanid dan kekaisaran Romawi Bizantium, serta aliansi2 mereka. Kerap kali pasukan2 negara adidaya itu memiliki jumlah yg lebih banyak berkali-kali lipat lebih banyak dari pada pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid. Tapi toh kemenangan bukan ditentukan oleh banyaknya jumlah pasukan. Tapi ditentukan oleh pertolongan Allah. “Berapa banyak pasukan yg berjumlah lebih sedikit bisa mengalahkan pasukan yg berjumlah lebih banyak dengan pertolongan Allah.”, gitu kata Allah. Kemenangan juga ditentukan oleh kejeniusan Khalid sebagai komandan pasukan. Strategi2nya jitu dan mumpuni. Seorang pakar militer terkenal sekaligus panglima divisi 3 pasukan Jerman, Jenderal Aaron Rommel suatu kali pernah ditanya tentang rahasia kemenangan2nya, dia mengatakan bahwa dia meniru taktik perang seorang Jenderal Islam yaitu Khalid ibn al-Walid (Zahid Ivan Salam: 2001). Nabi pernah berkata, “sahabat2ku adalah seperti bintang2 yg mengiringi bulan purnama. Siapa pun yg mengikuti mereka, maka akan menemukan jalannya”.

Khalid ibn al-Walid dilahirkan di Mekah sekitar tahun 590 M (lebih muda beberapa tahun dari Nabi Muhammad). Anak dari Walid ibn al-Mughira, kepala klan Banu Makhzum dari Quraish. Sejak kecil Khalid digelari al-Wahid. Dia mendapatkan pendidikan militer yg sangat baik sejak kanak2. Dia belajar menggunakan berbagai jenis senjata dan menunggang kuda. Hal ini membentuknya menjadi pemuda yg gagah dan tegap dengan tubuh jangkung besar (sekitar 6 kaki). Khalid pun dikenal sebagai pegulat terhebat di Mekah. Khalid dan Khalifah Umar ibn al-Khatab ternyata sepupuan. Mereka memiliki banyak kemiripan (termasuk wajahnya).

Pada tahun 625 M, Khalid memimpin pasukan berkuda Quraish melawan pasukan Islam di bukit Uhud, saat itu Khalid masih kafir.  Pasukan Islam yg tadinya hampir menang langsung berbalik 180 derajat menjadi kalah karena keteledoran pasukan panah dan kejeniusan taktik perang Khalid. Dendam pada perang Badar pun terbalaskan.

Setelah disepakatinya Perjanjian Hudaybiyah pada tahun 628 M antara konfederasi Quraish dan Daulah Islam (negara Islam) yg dipimpin oleh Nabi Muhammad, secara mengejutkan Khalid datang ke Madinah dan menemui Nabi. Di hadapan Nabi, Khalid mangucapkan syahadat dan masuk Islam. Nabi menyatakan kepadanya bahwa apabila seseorang masuk Islam, maka dosa2nya yg telah lalu akan dihapuskan dan dia akan bersih dari dosa seperti bayi yg baru dilahirkan. Namun Khalid tetap menyatakan penyesalannya yg amat dalam akan dosa2nya dahulu yg telah menyakiti diri Nabi dan kaum muslimin. Nabi berkata kepadanya, sekarang gunakan saja pedangnya itu di jalan Allah utk membela agamaNya, bukan untuk menghancurkannya. Nabi sendirilah yg kemudian menggelarinya Sayfullah al-Maslul.

Sore hari tahun 629 M di Mu’tah, tiga komandan pasukan Islam (Zaid ibn Haritsah, Jafar ibn Abi Talib, Abdullah ibn Rawahah) telah gugur. Pasukan Islam kemudian mengangkat Khalid utk memimpin pasukan Islam. Khalid melewatkan malam itu tanpa penyerangan. Keesokan paginya Khalid menyerang dengan pengaturan formasi yg rumit yg tidak pernah dikenali sebelumnya oleh Pasukan Romawi. Akhirnya pasukan Romawi lari tunggang-langgang.

Setelah wafatnya Nabi, kepemimpinan Daulah Islam dipegang oleh Abu Bakr sebagai Khalifah. Setelah meredam gejolak dalam negeri dan orang2 murtad dalam Pertempuran Ridda, Abu Bakr menugaskan Khalid untuk menaklukkan kekaisaran Persia. Dengan jumlah personel hanya 18000 orang Khalid memenangkan 4 pertempuran berturut-turut: Pertempuran Chains (April 633M), Pertempuran Sungai (minggu ketiga bulan April 633M), Pertempuran Walaja (Mei 633 M), dan Pertempuran Ullais (pertengahan Mei 633M). Dan pada akhir minggu bulan Mei 633 M, ibu kota Iraq jatuh ke tangan pasukan muslim setelah Pertempuran Hira. Setelah mengistirahatkan pasukannya, pada bulan Juni 633 M Khalid bergerak menuju ke al-Anbar dan mengepungnya selama beberapa minggu. Pada bulan Juli tahun 633 M al-Anbar menyerah. Khalid kemudian bergerak ke selatan dan menaklukkan kota Ein ul Tamar setelah Pertempuran Ein ul Tamar di akhir minggu bulan Juli tahun 633 M.  Sejak saat itu hampir seluruh Iraq berada di bawah kendali umat Islam.

Tak lama kemudian Khalid mendengar bahwa Persia sedang menyusun pasukan dalam jumlah besar. Dalam beberapa minggu dia memutuskan untuk menghancurkan pasukan Persia secara terpisah untuk menghindari konfrontasi langsung dengan pasukan gabungan Persia yg berjumlah besar itu. Empat divisi pasukan Persia dan pasukan Arab Kristen terkonsentrasi di kota Hanafiz, Zumiel, Sanni, dan Muzieh. Khalid membagi pasukannya menjadi tiga unit dan memutuskan untuk menyerang satu persatu secara mendadak pada malam hari. Dimulai dengan Pertempuran Muzieh, kemudian Pertempuran  Sanni, dan terakhir Pertempuran Zumiel. Bulan November tahun 633 M, Khalid mengalahkan tiga pasukan kota2 itu dalam rangkaian serangan tiga sisinya pada malam hari. Kekalahan ini mengakhiri kekuasaan Persia atas Iraq. Bulan Desember tahun 633 M, Khalid sampai di perbatasan kota Firaz. Tempat di mana dia mengalahkan pasukan gabungan Persia Sassanid, Romawi Bizantium, dan Kristen Arab di Pertempuran Firaz. Pertempuran ini menjadi medan perang terakhir atas penaklukan Iraq.

Tugas selanjutnya bagi Khalid adalah menaklukan Syria yg merupakan salah satu provinsi dari kekaisaran Romawi Bizantium. Provinsi Syria saat itu terdiri dari wilayah Syria modern, Yordania, Palestina, Libanon dan selatan Turki. Melintasi gurun Syria, Khalid bersama pasukannya yg sekarang hanya berjumlah 9000 orang memasuki Syria pada bulan Juni tahun 634 M dan memerintahkan 23000 tentara muslim untuk datang ke sana di bawah komando 4 orang komandan yaitu Abu Ubaida ibn al-Jarrah, Yazid ibn Abu Sufyan, Sharjeel ibn Hasana, dan Amr ibn al-‘As.

Setelah seharian Khalid berhasil menaklukkan Syria. Dia sampai di kota Sawa, menghadapi perlawanan dan sore harinya kota itu pun takluk dan bersedia membayar jizyah (semacam pajak untuk tanah taklukan. Tapi pajaknya nggak memberatkan seperti sekarang. Tentang jizyah bisa dilihat di kitab al-Amwal fi Daulah al-Khilafah karangan Syaikh Abdul Qadim Zalloum). Di hari yg sama dia bergerak ke kota Aarak dan kota itu bersedia membayar jizyah. Besoknya Khalid bergerak ke kota Tarmad yg kemudian menyerah juga. Kota Sakhna dan Qadma bersedia membayar Jizyah. Esok harinya kota Qarteen dan Hawwareen ditaklukkan, setelah Pertempuran Qarteen dan Pertempuran Hawwareen. Setelah menaklukkan kota2 itu Khalid bergerak ke Damaskus. Setelah 3 hari perjalanan dia sampai di sebuah celah gunung berjarak 20 mil dari Damaskus yg dikenal sebagai Sanita al-Uqab (celah Uqab). Dari sana Khalid bergerak menjauhi Damaskus menuju sisa pasukan Islam yg berada di perbatasan Syria-Arabia. Di Maraj al-Rahab, Khalid mengalahkan pasukan Ghassanid Arab Kristen dalam sebuah pertempuran pendek di Maraj al-Rahit. Dia menjauhi benteng Romawi di Damaskus menuju kota Basra. Khalid sampai di Basra setelah tiga hari dan ketika sampai di sana dia menemukan 4000 pasukan muslim sedang bertempur melawan pasukan Romawi di bawah komando Sharjeel ibn Hasana. Segera setelah Khalid dan 9000 pasukannya sampai di sana, pasukan Romawi mundur dan membatu di benteng mereka. Setelah beberapa hari mereka keluar juga dari benteng dan dikalahkan di Pertempuran Bassorah, mundur lagi ke benteng dan kemudian menyerah. Sebanyak 130 orang prajurit muslim syahid pada saat itu (pertengahan Juli tahun 634 M).

Pasukan muslim kemudian mendengar sedang disusunnya pasukan Romawi di Ajnadayn sebanyak 90.000 personel. Sementara seluruh pasukan muslim hanya berjumlah 32.000 personel. Khalid mengalahkan Romawi di pertempuran Ajnadayn pada tanggal 30 Juli 634 M. Setelah satu minggu Khalid bergerak ke Damaskus, dan di perjalanan dia mengalahkan pasukan Romawi yg lain di Pertempuran Yakosa (Agustus 634 M). Tomur, menantu Kaisar Heraklius, mengirimkan pasukan untuk menghentikan Khalid, tapi mereka juga dikalahkan di pertempuran Maraj al-Safar pada tanggal 19 Agustus 634 M. Dia mengalahkan pasukan Romawi di Sanita al-Uqab. Esoknya Khalid sampai di Damaskus dan mengepung kota itu selama sebulan. Pasukan Khalid mencegah pasukan Romawi mengahancurkan pengepungan dan pada tanggal 18 September 634 M Damaskus ditaklukkan.

Bizantium diberi waktu 3 hari untuk pergi sejauh-jauhnya dengan membawa serta keluarga dan segala harta benda atau tetap tinggal di Damaskus dengan membayar jizyah. Setelah 3 hari, pasukan Khalid menyerang Romawi di pertempuran Maraj al-Debaj. Saat pengepungan Damaskus itu Abu Bakr wafat dan Umar ibn al-Khatab naik jadi Khalifah. Umar menurunkan jabatan Khalid dan mengangkat Abu Ubaida ibn al-Jarrah sebagai panglima angkatan bersenjata. Sementara umat Islam bertanya-tanya kenapa panglima angkatan bersenjata berprestasi seperti Khalid malah diturunkan pangkatnya. Umar sendiri kemudian menyampaikan alasannya secara pribadi kepada Khalid di kemudian hari. Bahwa ternyata Umar takut kaum muslimin menganggap bahwa kemenangan itu disebabkan oleh Khalid, dan bukan oleh pertolongan Allah atas mereka.

Tak lama setelah diangkatnya Abu Ubaida sebagai Panglima  Angkatan Bersenjata, dia mengirim Khalid untuk menyelamatkan pasukan Islam yg terjebak oleh pasukan Romawi di Abu al-Quds. Khalid tiba di sana dan mengalahkan Romawi di pertempuran Abu al-Quds pada tanggal 15 Oktober 634 M. Abu Ubaida mengangkat Khalid sebagai komandan pasukan kavaleri (pasukan berkuda).

Heraklius membangun kembali pasukan untuk menghancurkan pasukan Islam di padang rumput Fahal. Pasukan Islam berangkat ke Fahal dengan Khalid sebagai komandan pasukan berkuda. Sampai di sana lebih dahulu dan mengalahkan pasukan Bizantium di Pertempuran Fahal pada tanggal 13 Januari 635 M.

Abu Ubaida mengirim Khalid untuk menaklukkan utara Syria. Khalid mengalahkan Romawi di sana dan mendapatkan banyak tawanan. Tawanan2 itu menginformasikan kepadanya bahwa Heraklius sedang menyiapkan upaya terakhir untuk mengambil kembali Syria. Sekitar 200 ribu tentara akan datang untuk mengambil kembali wilayah mereka. Segera setelah mendengar info itu, Abu Ubaida memanggil bawahan2nya termasuk Khalid. Khalid mengusulkan untuk memanggil seluruh kekuatan pasukan Islam dan mengarahkan semuanya ke padang rumput Yarmouk untuk bertempur. Abu Ubaida memerintahkan seluruh komandan pasukan di area2 taklukan untuk keluar dari sana, mengembalikan jizyah kepada penduduk dan segera ke Yarmouk. Pasukan Heraklius pun bergerak ke Yarmouk. Pasukan Islam tiba di sana pada bulan Juli 636 M. Seminggu atau dua minggu kemudian pasukan Heraklius tiba di sana. Belum terjadi apa2 sampai minggu ketiga bulan Agustus hingga Pertempuran Yarmouk dimulai. Abu Ubaida menyerahkan seluruh komando kepada Khalid dan pada bukan Oktober tahun 636 M pasukan Romawi dikalahkan.

Selanjutnya pasukan Islam dibawah pimpinan Khalid mengepung Jerusalem selama 4 bulan, dan dengan kawalan Khalid, Khalfah Umar membuka gerbang kota Jerusalem dengan tangannya sendiri, hal itu menandai penaklukan Jerusalem pada bulan April tahun 637 M.

Khalid kemudian menuju Qinasrin dan menaklukannya, kemudian Abu Uabida pun sampai di Qinasrin bulan Juni tahun 637 M. Abu Ubaida dan Khalid kemudian bergerak ke Aleppo. Setelah Pertempuran Aleppo, kota itu akhirnya menyerah pada bulan Oktober 637 M. Abu Ubaida dan Khalid kemudian bergerak ke Antioch. Pasukan Romawi menghadang mereka di dekat sebuah sungai yang di sana terdapat sebuah jembatan besi. Karena itulah pertempuran itu disebut Pertempuran Jembatan Besi.

Pasukan Islam mengalahkan Romawi dan Antioch menyerah pada tanggal 30 Oktober 637 M. Abu Ubaida mengutus Khalid untuk menaklukan kota2 di sekitarnya. Dalam rangkaian pertempuran kecil, Khalid menaklukan Lazkia, Jabla (bukan Jablay),  dan Tartus. Seluruh wilayah Munbij ditaklukkan hingga ke sungai Eufrat. Setelah menyelesaikan tugas, Khalid kembali ke Aleppo menemui Abu Ubaida pada bulan Januari 638 M. Beberapa penaklukan ke depan menandai akhir karir militernya.

Karena suatu kesalahpahaman, Khalifah Umar memberhentikannya secara total dari aktivitas militer dan memanggilnya pulang ke Madinah. Di sana Khalifah Umar menjelaskan kenapa dia memberhentikan Khalid, “Aku tidak memberhentikan Khalid karena kemarahanku atau mungkin karena ada ketidakjujuran pada dirinya. Tetapi karena orang terlalu mengagung-agungkannya. Aku takut orang2 akan tergantung kepadanya. Aku ingin semua orang mengetahui bahwa semuanya terjadi karena kehendak Allah, agar tak ada kekacauan di muka bumi ini”.

Khalid ibn al-Walid meninggal dunia di Emesa (Homs) pada tahun 642 M. Dia sebenarnya sangat menginginkan mati di medan perang sebagai syahid, dan kekecewaan yg dalam menghantuinya ketika dia tahu dia akan mati di tempat tidur. Khalid mengungkapkan kekecewaannya: “Aku bertempur di banyak pertempuran mencari kesyahidan. Sampai2 tidak ada tempat di tubuhku ini kecuali di sana ada bekas luka karena tombak, pedang atau belati. Dan sekarang di sinilah aku, sekarat di atas tempat tidur seperti matinya seekor unta tua. Semoga mata orang2 pengecut tak  pernah tidur”.

Kita, orang2 Islam, memiliki pendahulu2 yg luar biasa. Dan kita bangga karena pendahulu2 kita itu. Tapi satu hal yg harus kita sadari adalah, mereka semua jadi seluar biasa itu karena mereka semua melaksanakan Islam. Bukan hidup bebas nggak karuan kaya’ orang2 Islam jaman sekarang.   [Djenderal 4 arwah]

Tyrant of The World

menara babel
ilustrasi menara babel yang dibangun raja nimrod

Inilah kisah seorang raja bengis bernama Namrud (dalam Injil: Nimrod). Dia adalah seorang raja pendiri kekaisaran pertama setelah banjir besar Nabi Nuh. Dia adalah anak dari Kush, cucu dari Ham, dan cicit dari nabi Nuh. Namrud emang keturunan Nabi, tapi sayang dia kurang ajar.

Wilayah kekuasaannya meliputi Mesopotamia, Uruk, Akkad, Calneh, dll. Walaupun tak secara jelas dicantumkan di dalam Injil, Namrud telah lama diasosiasikan sebagai pembangun Menara Babel. Semenjak kekuasaannya meliputi Sinear (Shinar), dipercaya bahwa pembangunan menara itu dimulai. Menurut sebuah kitab Arab kuno berjudul Kitab al-Magall (kitab gulungan2), Namrud membangun kota2 seperti Hadaniun, Ellasar, Seleucia, Ctesiphon, Ruhin, Atrapatene, Telalon, dll. Dia memerintah selama 69 tahun. Kitab ini menambahkan lebih jauh bahwa Namrud “melihat di langit secarik kain hitam dan sebuah mahkota. Dia memanggil Sasan si Penenun untuk hadir di hadapannya, dan memerintahkan Sasan untuk membuat mahkota seperti yg dilihatnya. Namrud menaruh perhiasan di mahkota itu dan memakainya. Rakyat yg tidak mengetahuinya mengatakan bahwa mahkota itu turun kepadanya dari sorga.” Kemudian buku itu menyebutkan bagaimana Namrud mempelopori penyembahan kepada api dan pemujaan berhala. Di dalam kitab berjudul Nabi2 dan Raja2 karangan seorang sejarawan muslim yg bernama al-Tabari (dari abad ke-9), disebutkan bahwa Namrud memiliki menara yg dibangun di Babil, dan Allah menghancurkannya, dan  bahasa manusia yg dulunya bahasa Syriac, terpecah menjadi 72 bahasa. Salah satu tradisi yg tidak diketahui sumbernya menyebutkan bahwa Namrud terbunuh oleh binatang buas saat dia berburu (artinya “Namrud” adalah “Pemburu yg Perkasa”). Sementara sumber lain menyebutkan bahwa Shem (nama orang) membunuhnya karena dia telah memimpin rakyatnya menyembah Baal. Shem memutilasinya menjadi beberapa bagian sebagai peringatan agar jangan menyembah tuhan yg salah. Kemudian Ibu / istrinya, Shemiramis, mengumpulkan potongan2 tubuhnya dan menyusunnya lagi, lantas mengklaim bahwa Namrud masih hidup, dan telah berubah menjadi tuhan. Mirip dengan cerita Isis dan Osiris. Namrud pulalah yg memulai budaya sesat yaitu incest (nikah dengan sesama anggota keluarga). Makanya di sana D’RISE menulis “ibu” garis miring “istri”. Karena memang Shemiramis adalah ibu sekaligus istrinya Namrud. Namrud menikahi ibunya sendiri karena kabarnya ibunya itu cantik setengah mati, dan ibunya itu sangat menyukai keperkasaan Namrud. Bahkan untuk memuluskan perbuatan sesatnya itu, Shemiramis mengatakan bahwa Namrud tidak lahir dari rahimnya, tapi lahir secara ajaib (nggak ngerti ajaibnya gimana).

Injil tidak menyebutkan pertemuan apapun antara Namrud dan Ibrahim (dalam Injil “Abraham”). Ada jarak 7 generasi di antara mereka (Genesis 10, 11). Walaupun begitu tradisi Yahudi membawa keduanya ke dalam sebuah benturan besar sebagai pertentangan antara yang baik dan yang jahat (good and evil). Secara spesifik, sebagai pertempuran antara monoteisme (tauhid), melawan politeisme (syirik), dan penyembahan berhala. Di dalam beberapa versi seperti di dalam kitab Josephus, disebutkan bahwa Namrud adalah seorang raja yg menentang kehendak Tuhan. Bahkan dia mengakui dirinya sebagai tuhan dan minta disembah.

Salah satu sumber menyebutkan bahwa telah nampak oleh Namrud dan ahli nujumnya sebuah tanda di langit tentang akan lahirnya seorang bayi yg akan mengakhiri kesesatan berhala dan pengkultusan dirinya. Namrud kemudian memerintahkan untuk membunuh semua bayi yang baru lahir (parno!). Namun ternyata ibunda Ibrahim berhasil menyelamatkan anaknya. Sebuah sumber menyatakan bahwa ibunda Ibrahim melahirkannya di sebuah celah. Ibrahim tumbuh dewasa dan menemukan Tuhan yg sebenarnya dengan intelektualitasnya dan pengamatannya terhadap alam, lantas mulai menyembahnya. Al-Quran menyebutkan bahwa saat melihat bintang, dia menyebut bahwa itulah tuhannya. Tapi saat bintang tenggelam dia berpikir nggak mungkin dong tuhan tenggelam. Begitu juga saat dia melihat bulan dan matahari. Akhirnya Ibrahim  berkesimpulan untuk menyembah Tuhan yg telah menciptakan semuanya. Menciptakan bulan, matahari dan bintang2 serta mengatur semuanya.

Di dalam Quran disebutkan bahwa Namrud berdebat dengan Ibrahim soal ketuhanan. Ibrahim berkata bahwa Tuhannya menghidupkan dan mematikan. Maka Namrud memanggil dua orang budak lantas membunuh salah satunya dan membiarkan hidup salah satunya lagi. Utk membuktikan bahwa dia pun bisa menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata bahwa Tuhannya menerbitkan matahari dari timur, dan meminta Namrud untuk menerbitkan matahari dari barat. Namrud mati kutu dan marah besar. Versi berikut ini pun bercerita tentang pertentangan antara Namrud dan Ibrahim yang muncul di dalam Midrash Raba (sebuah kompilasi naskah kuno Yahudi), “Ibrahim berhadapan dengan Namrud. Namrud berkata kepadanya, sembahlah api. Ibrahim berkata: haruskah aku menyembah air karena air dapat mematikan api? Namrud berkata: Maka sembahlah air. Ibrahim berkata: Kalau begitu haruskah ku sembah awan karena awan membawa air? Namrud berkata: sembahlah awan. Ibrahim berkata: Kalau begitu, haruskah aku menyembah angin karena angin mancerai-beraikan awan? Namrud berkata: Sembahlah awan. Ibrahim berkata: Kalau begitu haruskah aku menyembah manusia yg bisa memanfaatkan angin? Namrud berkata: Kau menumpuk kata2 dengan kata2. Aku hanya akan bersujud kepada api. Dan haruskah aku melemparkanmu ke dalam api dan melihat Tuhan yang kau sembah datang dan menyelamatkanmu?”. Namrud menangkap Ibrahim dan memerintahkan untuk membakarnya. Dalam beberapa versi, Namrud memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan kayu bakar selama 4 tahun penuh sehingga membentuk sebuah tumpukan menara kayu api tertinggi yang pernah dilihat manusia. Kemudian Ibrahim pun dibakar, namun ajaibnya dia keluar dari kobaran api sangat besar itu tanpa kurang suatu apapun. Tuhan kemudian menyelematkan Ibrahim dan membawanya ke sebuah negeri lain yang lebih aman sentosa.

Namrud sang raja gila itu makin terobsesi untuk mengalahkan Tuhannya Ibrahim (Tuhannya Ibrahim siapa? Tentu saja Allah Swt.). Beberapa sumber menyebutkan bahwa dia membangun Menara Babel adalah untuk mencapai langit tempat di mana Tuhannya Ibrahim berada. Gagal dengan cara ini Namrud membuat semacam kendaraan yg ditarik oleh burung2 yang dipancing dengan makanan di depan paruhnya agar mereka terbang dan membawa Namrud ke langit, tempat di mana Tuhannya Ibrahim berada (maju terus pantang mundur). Tentu saja cara ini gagal (burungnya ngosngosan). Namrud tidak menyerah. Dia menyiapkan pasukan yg sangat besar dan membawa pasukannya itu keluar kerajaannya. Lantas dia menantang Tuhannya Ibrahim di sebuah padang, untuk berperang dengannya. Namrud berteriak-teriak menantang Tuhannya Ibrahim. Apa yg terjadi??  Tuhan juga mengirimkan pasukan, tapi bukan orang. Tuhan mengirimkan nyamuk. Nyamuk yg sangat banyak sampai seperti sebuah bayangan hitam yg sangat besar. Pasukan nyamuk itu menggerogoti pasukan Namrud sampai mati semuanya. Yang tersisa hanyalah  Namrud sendirian. Lantas seekor nyamuk masuk ke dalam hidungnya dan menggerogoti otaknya sampai dia mati. Sungguh hina. Hanya oleh seekor nyamuk. Seperti itulah akhir dari kesombongan.!! Hanya kengerianlah akhir dari setiap kesombongan.!! [from many source]

La Hermandad de la Serpiente

hermes
Ngapain patung Hermes ada di Indonesia?

Konon kabarnya ketika Adam, Hawa, dan Iblis bersama-sama diturunkan dari surga, Iblis mengambil wujud seekor ular berbisa. Makanya mungkin lambang persekongkolan, kejahatan, kemunafikan, intrik, dan segala yang buruk2 itu banyak direpresentasikan oleh lambang ular. Semenjak zaman kuno berabad-abad yang lalu tidak ada lambang binatang yang paling menonjol dan paling penting selain lambang ular.

Lambang binatang berbisa ini pulalah yang dijadikan sebagai logo dari sebuah kelompok sesat terorganisir yang sangat elit dan berpengaruh di dalam peradaban2 awal manusia. Sekelompok orang ini membentuk sebuah persaudaraan (brotherhood) yang mendedikasikan diri mereka untuk penyebaran pengetahuan spiritual dan pemuasan “kemerdekaan” spiritual. Persaudaraan kuno ini berusaha melawan perbudakan atau lebih tepatnya penghambaan spiritual, dan menurut naskah2 kuno Mesir persaudaraan ini mengusahakan pembebasan ras manusia dari berbagai ikatan penghambaan apapun. Dengan kata lain persaudaraan ini mengajarkan kebebasan. Jangan2 paham liberalisme yang ada sekarang adalah warisan dari persaudaraan sesat ini.

Persaudaraan ini pun memiliki taste yang tinggi terhadap pengetahuan sains dan juga mendorong ketinggian estetika yang ada di banyak hasil karya peradaban pada masyarakat kuno. Mereka mengembangkan alkemi dan geometri suci (sacred gheometry).  Persaudaraan ini pun berkontribusi sangat besar pada penyembuhan dengan metode2 mistis pada masyarakat2 kuno sehingga lambang ular berbisa melingkari sebuah tongkat bersayap menjadi lambang yang khas untuk tenaga medis. Lambang Asosiasi Medis Amerika pun adalah lambang ular melingkari tongkat bersayap ini.

Seorang sejarawan Barat bernama James Robinson (beliau adalah seorang peneliti naskah2 kuno termasuk Gulungan Laut Mati, Gulungan Nag Hammadi dan Injil Judas) menamai kelompok ini sebagai Persaudaraan Ular (Brotherhood of The Snake). Menurutnya persaudaraan ini adalah pengikut Iblis tertua sepanjang sejarah manusia. Mereka adalah kelompok elitis yang menguasai peradaban kuno dan para pemegang kekuasaan. Mereka mendedikasikan diri mereka untuk menyesatkan manusia dari penghambaan kepada Tuhan yang esa (Allah Swt.) sejak zaman Adam.  Mereka pun adalah aktor intelektual utama di balik oposisi terhadap misi para Nabi. Mereka menjadi ahli nujum dan penasehat Raja Namrud yang menghasut untuk membunuh Nabi Ibrahim. Ketika Firaun berkuasa mereka menamakan diri mereka sebagai Pendeta Amon, yang sangat mempengaruhi Firaun dalam mengambil kebijakan sombong dan tiraniknya. Disinyalir merekalah yang menghasut Namrud dan Firaun untuk mengaku sebagai tuhan. Mereka pun menghasut Firaun untuk membunuh Nabi Musa. Pada zaman Nabi Isa, persaudaraan ini menjelma menjadi komunitas Pendeta Sanheddrin yang menghasut Herodes untuk mengejar dan membunuh Nabi Isa. Mereka merusak Taurat dan menciptakan tandingan berupa Talmud yang menurut mereka lebih agung dan mulia daripada Taurat. Dari persaudaraan ini pulalah diduga telah diturunkan berbagai paham sesat dunia seperti Kabbalah, Satanisme, Zionisme, Liberalisme, dll.

Di mana pun mereka  berada, mereka selalu meninggalkan jejak berupa simbol2 ular. Mereka pun menciptakan trend di tengah2 manusia dengan menyerukan penyembahan kepada unsur2 api. Di dalam banyak peradaban kuno para penyembah berhala banyak yang menyembah api dan unsur2 api. Kaum Majusi menyembah api, bangsa Babilonia menyembah api, orang Jepang menyembah dewa matahari, bangsa Mesir menyembah dewa matahari, Bangsa Aztec, Maya dan Inca menyembah dewa matahari, orang Hindu mensucikan ular dan menyembah api suci, bangsa Yunani dan Romawi mensucikan api, bangsa2 primitif juga banyak yang menyembah api. Sementara kita tahu bahwa Iblis tercipta dari api. Karena tercipta dari api-lah Iblis tidak mau bersujud kepada Adam di surga dulu, dan karena itu pulalah dia menjadi sombong dan membangkang perintah Allah. Di berbagai peradaban kuno di dunia api telah dianggap sebagai tuhan padahal peradaban2 kuno itu dipisahkan oleh jarak dan waktu. Sangat masuk akal apabila ada sebuah gerakan yang terorganisir dan sangat mengglobal yang terus mengipasi berbagai kesesatan ini. Simbol ular pun menjadi simbol yang menonjol. Di mahkota emas Firaun ada simbol ularnya. Di piramid2 juga banyak simbol ularnya. Di kuil Laelarium di kota Pompeii (seperti Las Vegas, Pompeii adalah sebuah kota kuno pusat prostitusi, judi dan penyimpangan seksual yang kemudian dimusnahkan oleh Allah) juga banyak terdapat ukiran2 simbol ular. Orang Hindu mensucikan ular (ingat Nagin?). Begitu juga simbol2 naga dan ular banyak tersebar di peradaban Cina dan Amerika Latin. Kongsi dagang VOC yang dahulu pernah menguasai Batavia (Jakarta) pernah meletakkan patung dewa Hermes lengkap dengan tongkat bersayap yang dibelit ular di atas perempatan Harmoni. Untuk alasan keamanan patung itu dipindahkan oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta ke Museum Fatahillah. Di Harmoni dibuat replikanya. Apakah Brotherhood of The Snake pernah hadir di Jakarta? Keberadaan kelompok ini telah terekam sejak tahun 2000 sebelum Masehi dan kemungkinan besar kelompok ini masih eksis sampai masa kini dalam berbagai bentuknya dan terus menyesatkan manusia. Hati2 ular berbisa.

NASAKOM

soekarno
Bapak Bangsa

Saya pengen mencoba. Saya selalu pengen mencoba. Maka di hari yg berbahagia ini saya mau mencoba untuk memberikan hadiah yg mudah2an oke punya. Mudah2an percobaan saya  berhasil dan mudah2an kawan-kawan suka sama hadiah saya ini.

Hadiahnya adalah sebuah kritik yg sangat manis. Kritik ini saya tujukan untuk Soekarno sang founding father negara kita. Kritik saya ini berkaitan dengan sebuah konsep yg selalu diperjuangkan dan terus berusaha diterapkan oleh Soekarno. Yaitu Nasakom. Kependekan dari Nasionalis, Agama, Komunis. Mungkin kawan2 pernah mendengarnya? Kritik saya ini akan saya dasarkan pada tulisan Soekarno yg berjudul: Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme. Tulisan ini bisa kawan2 baca di buku “Di Bawah Bendera Revolusi” jilid satu terbitan tahun 1965. Sebuah buku yg isinya tulisan2 berupa artikel dan surat2 Soekarno. Saya pinjem buku lama itu dari seorang temen yg sangat baik sekali. Buku itu tebel banget dan kertasnya juga udah pada kuning. Kalo dipake untuk ngelempar muka bisa2 acak2an tuh muka. Okelah ini dia kritiknya.

Artikel yg berjudul Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme itu (menurut saya) adalah sebuah gambaran tentang ide Nasakom yg ada di benak Soekarno. Maka untuk memahami seperti apa sebenarnya ide Nasakom dan menghancurkan ide batil hasil kreatifitas Soekarno itu maka saya akan mengorek dan menghancurkan setiap argumentasi di dalam tulisan itu dengan ideologi Islam (karena saya seorang muslim).

Paragraf2 awal tulisan Soekarno itu menggambarkan bagaimana kondisi jaman itu, terutama kondisi riil wilayah2 di Asia yg masih terjajah oleh negara2 kolonialis Eropa Barat. “…zaman jang rakjat-rakjat Asia, lagi berada dalam perasaan tak senang dengan nasibnja. Tak senang dengan nasib ekonominja, tak senang dengan nasib politiknja, tak senang dengan segala nasib jang lain-lainja. Zaman ‘senang dengan apa adanja’, sudahlah lalu”. Soekarno menyadari bahwa sebab kolonisasi bangsa2 kolonialis Eropa adalah “…asalnja kolonisasi jalah teristimewa soal rezeki…Kekurangan rezeki, itulah jang mendjadi sebab rakjat-rakjat Eropah mentjari rezeki di negeri lain!…berwindu-windu rakjat-rakjat Eropah itu mempertuankan negeri-negeri Asia. Berwindu-windu rezeki Asia masuk ke negerinya. Teristimewa Eropa Baratlah yang bukan main tambah kekayaannya.”

Mulia sekali motivasi yg bangkit ini. Hal ini adalah sebuah kesadaran seorang pemikir dan kesadaran seorang intelektualis akan kondisi alam yg ada di sekitarnya tempat di mana dia berada. Kondisi rakyatnya dan semuanya. Kesadaran kondisi dan realitas yg menyelimuti rakyat Asia itu kemudian menular ke Indonesia. “Roch Asia masih hidup sebagai api jang tiada padamnja! Keinsjafan akan tragik inilah pula jang sekarang mendjadi njawa pergerakan rakjat di Indonesia kita,…”. Menurut Soekarno, pergerakan rakyat Indonesia menuju dekolonisasi memiliki tiga sifat, “…jang walaupun dalam maksudnja sama, ada mempunjai tiga sifat: NASIONALISTIS, ISLAMISTIS, dan MARXISTIS-lah adanja”.

Apa yg kemudian diinginkan Soekarno dengan sebuah realitas bahwa perjuangan rakyat Indonesia memiliki tiga sifat ini? Ternyata dengan terlalu menggampangkan masalah dan –menurut saya- serampangan, Soekarno menginginkan “persatuan” di antara sifat2 yg bertentangan itu. “Mempeladjari, mentjahari hubungan antara ketiga sifat itu, membuktikan, bahwa tiga haluan ini dalam suatu negeri djadjahan tak guna berseteru satu sama lain, membuktikan pula bahwa ketiga gelombang ini bisa bekerdja bersama-sama mendjadi satu gelombang  jang maha besar dan maha kuat, satu ombak taufan jang tak dapat ditahan terdjangnja, itulah kewadjiban jang kita semua wadjib memikulnja”. Karena Soekarno meyakini bahwa, “…persatuanlah jang kelak kemudian hari membawa kita ke arah terkabulnja impian kita: Indonesia-merdeka!”. Tetapi kemudian Soekarno sendiri mengakui sesuatu yg sangat penting, “Entah bagaimana tertjapainja persatuan itu; entah pula bagaimana rupanja persatuan itu.”. Apakah sebenarnya tiga sifat itu bisa disatukan? Padahal tiga sifat itu saling bertentangan satu sama lain (sesuatu yg diakui juga oleh Soekarno). Tapi, Soekarno menyatakan, “Dengan ketetapan hati kita mendjawab: Bisa!”.

Nasionalisme, Islam (saya nggak mau menyebut Islamisme), dan Marxisme adalah ide2 yg saling bertentangan. Upaya2 untuk menyatukannya tentu akan berujung pada sebuah upaya kompromistis dan pemutilasian konsep2 dari ideologi2 tersebut. Maksudnya adalah, ideologi2 yg ada itu diterapkan tidak secara utuh alias setengah2. Islam sebagai sebuah ideologi yg utuh tidak akan pernah bisa disatukan dengan nasionalisme dan atau marxisme (komunisme). Karena memang konsep2 Islam menghendaki hancurnya idelogi2 lain selain Islam. Artinya Islam yg sesungguhnya menginginkan musnahnya Marxisme dan nasionalisme.

Konsep2 nasionalisme bertentangan dengan Islam karena Islam tidak mengakui adanya ikatan2 lain selain ikatan akidah Islam. Islam menganggap bahwa ikatan kebangsaan adalah ikatan yg rendah dan tidak boleh ada di tengah2 umat manusia. Dalam rentang sejarah Islam yg panjang pun ternyata nasionalisme-lah  yg telah sukses membuat kesatuan umat Islam  terpecah-pecah. Adanya nation-state modern (negara-bangsa) seperti yg ada di peta sekarang ini adalah wujud dari keberhasilan nasionalisme menghancurkan kesatuan Islam. Padahal dahulu negara2 yg tercantum di peta itu nggak pernah ada. Di negeri2 Islam dulu hanya ada satu negara yaitu negara Khilafah Islamiyah. Lantas bagaimana mungkin Islam bisa disatukan dengan nasionalisme? Kalaupun bisa disatukan, Islam seperti apakah yg bisa disatukan itu? Tentu Islam yg konsep2nya sudah dipangkas, dimutilasi sedemikian rupa, dan dikompromikan agar bisa “bersahabat” dengan nasionalisme. Soekarno berargumen: “Tidak adalah halangannja nasionalis itu dalam geraknja bekerdja bersama-sama dengan kaum islamis dan marxis. Lihatlah kekalnja perhubungan antara Nasionalis Gandhi dengan pan-islamis Maulana Mohammad Ali, dengan pan islamis Sjaukat Ali, jang waktu pergerakan non-cooperation  India sedang menghaibat, hampir tiada pisahnja satu sama lainja”. Menurut saya kedekatan antara tokoh2 Islam seperti yg disebutkan Soekarno, dengan tokoh2 nasionalis India itu nggak ada hubungannya sama sekali dengan akan harmonisnya hubungan antara konsep2 Islam dan nasionalisme. Kalau tokoh2 Islam dan tokoh Kristen berdekatan –misalnya- kan bukan berarti Islam dan Kristen bisa disatukan. Ya nggak sih?? Sayyid Qutbh pernah menyatakan bahwa Islam itu adalah sesuatu, dan muslim itu adalah sesuatu yg lain. Artinya, Islam dan muslim itu adalah sesuatu yang berlainan. Islam itu adalah suatu konsep yg benar, sedang muslim adalah orang2 Islam yang bisa saja salah dalam menerapkan Islam. Contohnya saja jika ada seorang muslim melakukan pncurian kan bukan berarti Islam mengajarkan untuk mencuri! Makanya dari konsep2 Islam itulah seharusnya kita mengenali seperti apa sebenarnya Islam. Bukan dari bagaimana kelakuan umat Islam. Karena bisa saja umat Islam salah menerapkan Islam. Lha wong namanya juga manusia.

Begitu juga dengan Marxisme. Konsep2 Islam sangat bertentangan dengan konsep2 Marxisme. Marxisme tidak terlalu mempedulikan Tuhan. Sementara Islam memandang Tuhan adalah segala-galanya. Tak tergantikan dengan apapun. Di dalam artikelnya itu Soekarno menulis “Berlainan dengan sosialis-sosialis lain, jang mengira bahwa tjita-tjita mereka itu dapat tertjapai dengan djalan persahabatan antara buruh dan madjikan, berlainan dengan umpamanja: Ferdinand Lasalle, jang teriaknja itu ada suatu teriak perdamaian, maka Karl Marx, jang dalam tulisan-tulisanja tidak satu kali mempersoalkan kata asih atau kata tjinta, membeberkan pula faham pertentangan golongan; faham Klassenstridj, dan mengadjarkan pula bahwa lepasnja kaum buruh dari nasibnja itu, jalah oleh perlawanan zonder (tanpa) damai terhadap pada kaum “bursuasi” (maksudnya borjuasi), satu perlawanan jang tidak boleh tidak, musti terdjadi oleh karena peraturan jang kapitalistis itu adanja.”. Menurut Marxisme, tak ada jalan lain untuk menyelamatkan nasib buruh selain membenturkan antara kaum buruh (proletar) dengan kaum majikan (borjuis/konglomerat). Kedua kelas ini harus dipertentangkan. Harus dibenturkan. Tidak boleh ada kata cinta atau damai. Kelas proletar harus melawan kelas borjuis dalam sebuah revolusi proletariat. Itulah metode satu2nya yg dikenal oleh Marxisme untuk mengadakan sebuah perubahan sosial. Dalam konsep Islam, majikan dan buruh harus bekerja sama. Karena Islam mengaggap buruh dan majikan saling membutuhkan satu sama lain. Sebuah kerja sama yg fair yg diatur oleh konsep2 Islam berdasarkan keridhoan buruh dan majikan itu dalam bekerja dan mengupah. Tidak boleh ada dominasi antara satu dengan yg lain. Majikan dengan kekuatan modalnya tidak boleh mendominasi buruh. Dan konsep2 Islam telah mengatur dengan lengkap bagaimana agar tidak terjadi dominasi seperti itu dan semuanya berjalan dengan adil. Islam juga tidak mengakui bentuk negara diktator proletariat seperti yg diajarkan marxisme (komunisme / sosialisme) itu. Islam hanya mengajarkan bentuk negara Khilafah Islamiyah. Nah kalau Islam dan Marxisme itu disatukan apa yg akan terjadi? Keduanya akan saling berlawanan, nggak bakal pernah akur. Kalau pun bisa disatukan, akan terjadi pemangkasa2 pada konsep2 Islam. Paling2 konsep Islam yg diambil hanya ritual2 saja, nggak semuanya.

Sejarah telah mencatat ternyata konsep Nasakom-nya Soekarno nggak membuat rakyat Indonesia sejahtera. Rakyat Indonesia tetap saja miskin, kecuali beberapa gelintir elit politik yg seharusnya “ditembak mati di lapangan banteng” (meminjam kalimatnya Soe Hok Gie). Yang menjadi masalah sekarang adalah konsep apa yg paling baik yang bisa membuat kesejahteraan merata pada rakyat. Sejarah mencatat Islam-lah yg mampu membuat kesejahteraan yg merata hanya dalam waktu yg relatif singkat. Dengan menerapkan sistem Islam, Umar bin Abdul Aziz hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun saja untuk membuat seluruh rakyatnya tidak perlu lagi menerima harta zakat. Luar biasa. Enak nggak dikritikin??

My Idiot

idiot inside
I am an idiot

Saat SMA dulu saya tidak pandai berhitung. Saya termasuk anak bodoh. Makanya saya memilih jurusan sosial untuk menghindari monster menyeramkan yang bernama matematika, kimia, dan fisika, dari jurusan sains. Tapi ternyata berhitung tak mau pergi dari hidup saya. Seakan-akan setiap sudut bumi ini adalah perhitungan. Dia terus mengikuti di mana pun saya berada. Di sosial pun ternyata ada ekonometri –yang ternyata matematika-matematika juga. Juga ada pelajaran akuntansi dengan derajat yang lebih memusingkan.

Saya memang bodoh. Tapi saya terus hidup dalam kebodohan saya itu. Karena saya bodoh, saya melakukan sesuatu dengan tanpa perhitungan dan pertimbangan (sekali lagi, saya tak pandai menghitung dan menimbang). Saya lakukan saja apa yang mau saya lakukan (selama halal).

Karena saya bodoh, saya jadi nggak tau diri. Dalam kebodohan dan ke-nggaktaudirian itu, hati saya berbisik: Saya ingin jadi penulis. Saya ingin berjuang melalui tulisan-tulisan saya. Saya ingin hidup darinya. Saya ingin memiliki label media saya sendiri, yang saya kelola dengan kawan-kawan saya. Saya ingin memiliki sebuah perusahaan yang bisa menampung semua kreatifitas kami. Karena kami hanya suka melakukan hal-hal yang kami sukai. Dari karya-karya itulah kami akan hidup. Begitulah bisik hati saya. Lantas kenapa hati saya berbisik seperti itu? Karena saya bodoh. Karena saya tidak pandai berbicara dan bergaul dengan orang lain, maka saya hanya bisa berjuang lewat tulisan. Kenapa saya menginginkan hal itu? Padahal saya tidak pandai menulis. Tulisan-tulisan saya jelek. Apa yang saya punya, sampai-sampai saya berani bercita-cita ingin memiliki label media saya sendiri, ingin memiliki perusahaan saya sendiri, ingin mengelola semuanya sendiri bersama teman-teman? Padahal saya tidak punya latar belakang jurnalistik. Tak pernah sekolah manajemen perusahaan. Tak tau apa-apa soal keuangan. Saya tak punya apa-apa!! Tapi karena saya bodoh, saya terus mempertahankan semuanya itu semenjak lama. Sejak bertahun-tahun yang lalu. Karena saya bodoh, saya tak mau membuang semua keinginan saya itu. Saya terus hidup dalam kebodohan saya itu.

Tidak pandai saya menulis. Tapi kebodohan saya itu menghalangi saya untuk menyadari realitas diri saya. Saya terus menulis dan menulis. Tak peduli betapa jeleknya tulisan saya. Sampai saat SMA dulu, saya mengikuti sebuah lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh fakultas ekonomi sebuah perguruan tinggi ternama di Bandung. Tulisan saya pun lolos menjadi finalis dari sekian banyak siswa cerdik-pandai seseantero Jawa Barat. Dengan kebodohan dan ketidakteraturan retorika serta gaya berbicara saya, saya mempertahankan karya tulis ilmiah saya itu di hadapan civitas akademika perguruan tinggi ternama itu. Dan di akhir, mereka menempatkan saya sebagai salah satu orang yang terbaik sebagai juara lomba karya tulis ilmiah (hanya tingkat Jawa Barat). Sementara saya tak habis menyangka kebodohan saya.

Saya terus terhanyut! Hingga dalam kebodohan, ketidaktaudirian, kekurangan pertimbangan, dan kekurangan perhitungan itu lahirlah D’RISE corporation. Dengan terbitnya produk pertamanya: D’RISEzine # 1. Hanya bermodal utangan 30 rebu perak kepada seorang teman (yang sampai sekarang pun belum dibayar). Saya makin hanyut dalam deras arus air kebodohan. Saya semakin gila.!! Saya sebut cita-cita itu kepada Tuhan. Saya ceritakan cita-cita itu kepada semua orang. Meminta mereka semua mendoakan saya.

Melompat-lompat dari satu kebodohan ke kebodohan yang lain, begitulah saya. Betapa tak ingin saya lepas dan jauh dari cita-cita itu, maka saya terus menerus melakukan kebodohan. Pada suatu hari bertemulah saya dengan salah seorang guru saya yang dahulu pernah mengajari saya dengan baik di sebuah lembaga pendidikan bahasa Inggris. Ternyata salah satu lembaga pelatihan dan konsultansi bahasa Inggris yang telah besar di Sukabumi dan di kota-kota besar di Indonesia itu adalah miliknya. Training-training lembaganya berstandar internasional dan trainer-trainernya pun berstandar internasional.

Saat bertemu, beliau mengajak saya makan di restoran Padang (saya comot makanan kesukaan saya, mumpung ada kesempatan). Beliau langsung menghajar saya dengan bahasa Inggris. Saya pun menangkisnya dengan bahasa Inggris. Seisi ruangan rumah makan Padang itu melongo melihat kami bertarung dengan bahasa Inggris.

Guru saya itu mengajak saya bergabung di dalam perusahaannya mengingat potensi saya yang cukup bagus –menurut beliau- dalam berbahasa Inggris. Beliau menawari saya untuk menjadi trainer di perusahaannya. Beliau akan langsung melatih saya dengan standar internasional dan kemudian tentu saja menggaji saya.

Tapi, betapa bodohnya saya.!! Saya MENOLAKNYA!!! Di depan hidung saya ada uang, jabatan, status sosial, privilej, fasilitas, semuanya yang begitu banyak diharapkan orang, tapi semuanya itu saya buang jauh-jauh hanya karena saya ingat pada cita-cita saya. Saya tak ingin lari darinya. Tak ingin mengkhianatinya. Tak ingin memberikan waktu sisa kepadanya. Betapa saya menyayanginya. Saya cuma ingin cita-cita itu, tak ingin yang lain. Betapa bodohnya saya karena mempertaruhkan sesuatu yang pasti dengan sebuah cita-cita yang nggak jelas kapan dan di dunia sebelah mana bakal kesampaian.!! Dan bertambah panjanglah daftar kebodohan saya semenjak bertahun-tahun yang lama. Saya hanya ingin bekerja keras demi cita-cita itu. Mencurahkan energi dan potensi saya untuk meraihnya. Saya tak ingin yang lain. Saya tak sadar kebodohan saya karena saya bodoh.

Penyakit bodoh saya semakin parah. Sangat parah! Saking bodohnya saya, hanya dengan bermodalkan cita-cita dan harapan itu saya melamar seorang perempuan (gubraks!!). Serius nih?? Ya serius dooong (bukan serius laaah)!!! Menurut kawan-kawan apa yang terjadi?? Eh, tau ajah lagi!! Bener, saya ditolak!! Sebenernya itu nggak aneh dong!! Lha wong yang saya punya cuman cita-cita dan harapan doang, kok brani-braninya ngelamar cewek. Emangnya kenyang makan harapan dan cita-cita? Makan nasi baru kenyang!! Semuanya itu saya lakukan karena saya bodoh, nggak pandai menghitung, nggak pandai menimbang, dan saya hanya ingin melaksanakan itu, maka saya berusaha saja melaksanakannya. Berhasil atau tidak bukan urusan saya. Saya hanya punya cita-cita, maka saya hanya akan mengatakan cita-cita saya itu. Nggak mau mengatakan yg lain.

Saya bahagia, Tuhan telah menciptakan saya sebagai orang bodoh. Hidup orang bodoh jauh dari kekhawatiran dan ketakutan. Yang orang bodoh tau hanyalah melaksanakan segala keinginannya, bekerja keras untuk meraih cita-citanya tak peduli realitas dirinya. Dan saya ingin jadi orang bodoh selama-lamanya untuk membela cita-cita dan harapan itu, tak peduli seperti apa diri saya!!!.

Bakat Alam

raihanah
Adikku yang cantik

Saya takjub juga dengan karya-karya adik perempuan saya, padahal siapapun tidak pernah mengajarkannya menulis sedikit pun (maksud saya menulis di sini adalah menulis dalam menciptakan karya tulis. Kalau menulis biasa pasti dong dia diajarkan di sekolahnya, nenek bangkotan juga tau). Namanya Siti Zainab (namanya memang agak konvensional). Dia baru duduk di kelas satu SD. Suatu hari dia membuat dua buah puisi yang saat selesai dia menunjukkannya kepada saya. Kepada orang lain dia tidak mau memperlihatkannya, bahkan kepada ibunya sendiri pun tidak (ibunya adalah ibu saya, hehe). Saya berikan sanjung-puji kepadanya (dengan agak heboh), kemudian mendorongnya terus untuk menulis. Setelah menulis puisinya itu, dia menulis sebuah cersapen (cerita sangat pendek) yang sudah dia tempel di dinding kamarnya (atas suruhan saya). Saya banyak belajar bahwa kelemah-lembutan, kebaikan, dan sanjung-puji bagi anak-anak akan membuat mereka menjadi jauh lebih baik dan kreatif, daripada kalau mereka dimarahi atau dijelek-jelekkan. Bahkan kalaupun mereka berbuat salah, tidak pantas mereka dijelek-jelekkan. Melaikan dididik dan diberi pengertian sebaik mungkin, bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, bahwa Allah membenci tindakan mereka itu, dan terus memberi teladan yang baik, kepada mereka. Saya banyak belajar bagaimana bergaul dengan anak-anak melalui adik-adik saya. Dengan begitu semoga saya lebih memiliki bekal saat saya memiliki anaki-anak saya sendiri sebentar lagi. Begitulah cara Islam mendidik dan memuliakan anak-anak.

Nah baru saja Siti meminta kertas lagi pada saya (dia sering sekali minta kertas. “Bang, minta kertas, Titi mau nulis,” begitu katanya). Ini dia karya-karyanya.

Matahari

Bangunlah matahariku

Bila kau tabangun semua akan terlelap

Jika kau bangun semua akan bersinar

Karena kau menerangi bumi.

Tanda Maaf

Aku sayang mamaku dan papaku

Aku juga sayang kakaku

Mama dan Papa terima kasih

Karena mama dan papa sudah merawatku sejak kecil

Dan memeliharaku sampai besar.

Perempuanku

mawar
Mawar Merahku

Apa yang ada di dalam benak ketika dia ditatap? Ada kedamaian yang nyaman. Dan angin membelai sayu sudut kerudung hitamnya saat dia tegak di bukit itu bersama-sama. Kalau dia tersenyum kebahagiaan dititipkan di sana. Tingkah lakunya menyejukkan, kalau dia bertutur azzam tertancap dalam. Berkali-kali dia jatuh, lalu tegak lagi dengan gagah. Penghinaan dan celaan telah menikam jiwanya, tapi dunia akan mendongak menatapnya. Air matanya telah tumpah, namun bukan tanda kelemahan, melainkan menyuburkan tekad yang tertanam. Dialah perempuanku, cuma dia perempuanku. Bunga yang mekar sendirian di tepi jurang, adalah bunga terindah. Perempuan yang mekar dalam kesulitan, adalah perempuan paling megah. Dan dia belum tentu ada di setiap zaman. Akulah lelaki yang mempersuntingnya.