Cerai!


Ada sebuah persoalan di benak saya, yang membuat saya bertanya-tanya. Tentang cerai. Saya melihat, setidaknya dalam diri saya, cerai adalah sebuah fenomena. Kita semua tentunya sudah tahu apa itu cerai, dan akhir-akhir ini, sepertinya angka perceraian terus meningkat. Kabar-kabar tentang orang-orang di sekitar saya yang terpaksa harus bercerai pun singgah pula di telinga saya.

Saya menikah pada 18 Juni 2011, Allah ‘azza wajalla telah mengaruniai dua orang anak perempuan yang manis-manis dan lucu dalam pernikahan saya dengan istri saya. Sejak hari itu, sampai saat ini, saya jadi sadar bahwa memulai sebuah pernikahan memang berat, tetapi mempertahankan ikatan pernikahan itu agar tetap ada, jauh lebih berat lagi. Karenanya, banyak yang kandas di tengah jalan, di hadapan angkuhnya gerbang perceraian. Kehidupan pernikahan memang perkara rumit, mungkin karena itulah, barangsiapa yang berhasil menjalaninya dengan baik, pahalanya besar.

Perceraian adalah perkara luar biasa. Saya belum pernah bercerai, sehingga saya tidak tahu bagaimana rasanya. Tetapi dari berbagai kisah perceraian yang pernah saya dengar, saya bisa mengambil simpulan, bahwa perceraian itu sangat menyakitkan. Tetapi, walaupun begitu, ternyata perceraian itu halal, salah satu bentuk keputusan yang boleh diambil. Di dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan tentang beberapa ketentuan soal perceraian (talaq). Hanya saja, walaupun dibolehkan, perceraian amat dibenci Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam bersabda: “Halal yang paling dibenci Allah adalah talaq,” (HR. Abu Dawud no. 2180).

Yang membuat saya bertanya-tanya adalah, perceraian itu menyakitkan, seringkali kebencian dan bencana susulan mengiringinya, Allah pun membencinya, tetapi mengapa Dia mengizinkan itu terjadi? Allah membenci perjudian, membenci perzinaan, dan Dia jelas-jelas melarangnya. Dalam sebuah riwayat bahkan dikisahkan, bahwa Iblis memberikan penghargaan besar pada setan yang berhasil membuat seorang suami menceraikan istrinya. Setan itu akan diajak bersama Iblis di atas singgasananya yang terletak di atas air. Duduk bersama-sama di atas singgasana Iblis, setan yang berhasil membuat seseorang menceraikan istrinya, padahal ini perbuatan halal. Setan yang berhasil membuat orang berzina itu belum hebat. Setan yang berhasil membuat seorang anak memutilasi ibunya sendiri itu tidak ada apa-apanya.

Tetapi bukan maksud saya untuk mempertanyakan keputusan Allah Subhanahu wata’ala. Dialah yang Mahatahu dan Mahabijak. Kalau memang Allah telah membolehkan perceraian, berarti ada hikmah dan solusi di balik tindakan itu. Sebab, bisa saja, di dalam kehidupan pernikahan seseorang, ada persoalan-persoalan yang sangat berat, yang hanya bisa dipecahkan dengan memutuskan ikatan pernikahan itu, walaupun pahit. Di sanalah pentingnya untuk selalu tunduk kepada segala hukum yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wata’ala, karena Dialah yang paling mengetahui rahasia segala sesuatu. Akal dan panca indera manusia sangatlah terbatas.[]

 

2 thoughts on “Cerai!”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.